Jakarta (Redaksi Nusa) – Penggunaan injeksi pada kendaraan bermotor khususnya roda dua, menjadi pilihan banyak konsumen otomotif di era saat ini. Dengan perawatan yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan sistem karburator, nyatanya injeksi juga tidak luput dari beberapa masalah.
Suzuki dalam laman resminya, Rabu membagikan 10 masalah penyebab yang sering kali terjadi ketika kendaraan dengan teknologi injeksi mati saat digas.
Hal pertama yang dapat menimbulkan masalah pada saat motor di gas dan mati, adalah penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dengan anjuran pabrikan. Kualitas bahan bakar dapat memengaruhi kinerja kendaraan, termasuk motor injeksi.
Baca juga: Hal-hal yang perlu dilakukan saat knalpot motor keluarkan asap putih
Bahan bakar dengan kualitas rendah memiliki oktan yang juga rendah. Bahan bakar ini dapat menyebabkan motor mati secara tiba-tiba pada saat gas. Pemilik kendaraan disarankan untuk cepat mengganti bahan bakar yang lebih berkualitas sesuai dengan anjuran pabrikan.
Penyebab kedua kendaraan bisa mati adalah aki yang rusak atau daya yang lemah, hal ini bisa berdampak besar pada sistem starter dan sistem injeksi yang ada pada motor.
Tanpa daya yang cukup, ECU ( Electronic Control Unit ) motor tidak dapat mengatur injeksi bahan bakar dengan efektif, yang dapat menyebabkan motor tidak mau menyala atau mati saat beroperasi.
Baca juga: Pentingnya ganti pelumas secara tepat waktu
Penyebab ketiga yang paling mudah ditebak adalah, kendaraan yang digunakan memiliki bahan bakar yang tidak cukup. Hal ini sering terjadi karena pengendara tidak menyadari atau mengabaikan indikator bahan bakar yang sudah menunjukkan level rendah.
Selanjutnya adalah penggunaan bahan bakar yang tidak bersih serta pemeliharaan yang kurang dapat menyebabkan injektor bahan bakar tersumbat. Hal ini berakibat pada aliran bahan bakar yang tidak lancar ke mesin, sehingga kinerja motor menurun dan bisa berujung menyebabkan injeksi motor mati.
Penyebab lainnya adalah saringan udara yang kotor berakibat dapat mengurangi jumlah udara yang masuk ke mesin, yang sangat penting untuk pembakaran yang efisien.
Baca juga: Risiko terjang banjir bagi pemotor
Udara yang tidak cukup bisa mengganggu rasio udara-bahan bakar yang ideal dan menyebabkan motor berjalan tidak stabil atau bahkan mati.
Penyebab selanjutnya adalah sensor injeksi yang memiliki peran penting dalam mengontrol jumlah bahan bakar yang disuntikkan ke mesin memiliki gangguan. Karena, sensor-sensor ini yang akan mengatur jumlah bahan bakar dan udara yang masuk ke mesin.
Ketika terjadi kerusakan atau kotor pada sensor ini, bisa terjadi pembacaan yang salah yang menyebabkan mesin tidak mendapatkan campuran bahan bakar dan udara yang optimal. Akibatnya, mesin bisa mati secara tiba-tiba.
Mesin yang terlalu panas juga merupakan masalah serius yang sering diabaikan. Kondisi ini dapat menyebabkan motor injeksi mati pada saat lepas gas. Jika tidak ditangani, panas berlebih dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mesin.
Baca juga: Jangan lalai cek kesehatan skuter matik sebelum perjalanan jauh
Overheating dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kekurangan cairan pendingin atau masalah pada sistem pendingin.
Penyebab terjadinya kendaraan dengan injektor adalah dari busi. Busi yang sudah tua atau rusak tidak dapat memproduksi percikan api yang cukup untuk memulai proses pembakaran di dalam mesin.
Selain itu, busi yang kotor atau memiliki celah antara elektroda yang tidak sesuai dengan spesifikasi juga dapat memengaruhi kinerja mesin.
Tidak hanya itu, penyebab yang memengaruhi kendaraan mati adalah adanya endapan dalam tangki bahan bakar dapat menghambat aliran bahan bakar ke mesin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mesin mati.
Masalah terakhir adalah terjadinya penyumbatan pada katup mesin akibat adanya endapan yang dapat mengganggu aliran udara yang diperlukan untuk pembakaran. Ini sering terjadi akibat penggunaan bahan bakar yang kurang bersih atau akumulasi residu dari waktu ke waktu.
Baca juga: Rawat mesin kendaraan bermotor bisa menekan emisi gas buang
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © Redaksi Nusa 2024