Bitcoin (BTC) dan pasar kripto secara keseluruhan tengah menghadapi tantangan besar, terutama karena bulan September dikenal sebagai bulan yang suram secara historis akibat pola musiman.
Dalam laporan terbaru, para peneliti Kaiko menjelaskan bagaimana pemotongan suku bunga AS serta sederet peristiwa ekonomi penting lainnya bisa memengaruhi harga Bitcoin. 4 grafik yang tersaji berikut ini merangkum apa saja yang bisa investor antisipasi dari BTC dalam beberapa pekan ke depan.
Perubahan Bulanan Harga Bitcoin di Bulan September
Menurut laporan dari RedaksiNusa, kuartal ketiga secara historis memang menjadi periode sulit bagi Bitcoin dan pasar kripto. Bulan September dikenal sebagai bulan dengan performa terburuk bagi Bitcoin, di mana tujuh dari dua belas September terakhir ditutup dengan penurunan.
Di tahun 2024, pola ini berlanjut, di mana Bitcoin sudah anjlok 7,5% di bulan Agustus dan 6,3% sejauh bulan September. Saat publikasi, Bitcoin berkitar 20% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH). Sebagai pengingat, rekor ATH US$73.500 berhasil tercapai lebih dari 5 bulan lalu.
Namun, menurut Kaiko Research, pemangkasan suku bunga AS yang akan datang bisa memberikan dorongan bagi aset berisiko seperti Bitcoin. COO Bitget Wallet, Alvin Kan, juga menyampaikan pandangannya serupa.
“Pada pertemuan Jackson Hole, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa mungkin sudah saatnya untuk menyesuaikan kebijakan, yang mengarah pada ekspektasi pemotongan suku bunga di masa depan. Indeks Dolar AS merespons dengan jatuh tajam dan sekarang berfluktuasi di sekitar angka 100. Dengan pemotongan suku bunga di bulan September menjadi ekspektasi konsensus, dimulainya perdagangan pemotongan suku bunga secara resmi dapat meningkatkan likuiditas pasar secara keseluruhan, memberikan dorongan bagi aset kripto,” ujar Kan kepada RedaksiNusa.
Volatilitas Historis 30 Hari
Menurut laporan ini, bulan September berpotensi sangat volatil, di mana volatilitas historis 30 hari Bitcoin melesat hingga 70%. Metrik ini mengukur fluktuasi harga suatu aset selama 30 hari terakhir, mencerminkan seberapa besar pergerakan harga aset selama periode tersebut.
Adapun volatilitas Bitcoin saat ini nyaris dua kali lipat lebih besar dari level tahun lalu. Sekaligus, lajunya mendekati puncak yang terakhir kali terlihat di bulan Maret, yakni saat BTC mencetak rekor harga ATH di atas US$73.000.
Tak ketinggalan, Ethereum (ETH) juga mengukir lonjakan volatilitas yang melampaui level bulan Maret dan Bitcoin. Hal ini terpicu oleh peristiwa spesifik ETH seperti likuidasi oleh Jump Trading dan debut ETF Ethereum.
Implied Volatility BTC Berdasarkan Tanggal Kadaluwarsa
Sejak awal September, implied volatility (IV) Bitcoin meningkat usai melandai pada akhir Agustus. Indikator IV sendiri berguna mengukur ekspektasi pasar untuk fluktuasi harga di masa mendatang berdasarkan aktivitas perdagangan opsi saat ini. IV yang lebih tinggi artinya trader mengantisipasi ayunan harga yang lebih besar di masa mendatang, meski tidak menentukan arah pasti.
Opsi jangka pendek, khususnya yang kedaluwarsa tanggal 13 September, mengalami lonjakan terbesar dari 52% menjadi 61%. Angka ini melebihi kontrak jangka panjang. Struktur volatilitas seperti ini mengindikasikan adanya tekanan di pasar, yang populer dengan istilah “struktur terbalik”.
Manajer risiko umumnya melihat struktur terbalik sebagai sinyal ketidakpastian atau tekanan pasar yang meningkat. Akibatnya, mereka mungkin menafsirkan ini sebagai peringatan untuk mengurangi eksposur pada aset volatil atau melakukan lindung nilai terhadap potensi penurunan.
“Ekspektasi pasar ini selaras dengan data pekerjaan AS pekan lalu, yang mengurangi harapan akan penurunan suku bunga sebesar 50 bps. Namun, data CPI AS yang akan datang masih dapat memengaruhi peluang ini,” catat peneliti Kaiko.
Volume Perdagangan
Grafik volume perdagangan Bitcoin juga menyoroti volatilitas pasar terkini, menunjukkan ledakan partisipasi trader. Tercatat, volume perdagangan kumulatif nyaris menyentuh rekor US$3 triliun. Artinya, angka ini sudah naik hampir 20% dalam 8 bulan pertama 2024 sejak puncaknya yang tercapai pada 2021.
Secara historis, investor Bitcoin memandang pemotongan suku bunga sebagai katalis positif bagi pasar. Namun, kekhawatiran tetap mengintai ihwal bagaimana pasar mungkin menafsirkan pemotongan yang lebih besar dari perkiraan. Markus Thielen, Pendiri 10X Research, memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin dapat dianggap sebagai tanda peringatan, yang berpotensi memicu gelombang penarikan dari aset berisiko seperti Bitcoin.
“Jika The Fed memotong suku bunga sebesar 50 basis poin, ini bisa menandakan kekhawatiran yang lebih dalam bagi pasar, meski fokus utama mereka adalah mengurangi risiko ekonomi daripada memuaskan ekspektasi pasar,” ujar Thielen dalam catatannya kepada klien.
Selain spekulasi seputar pemangkasan suku bunga, faktor lain seperti pemilihan umum AS yang kian dekat juga bisa memicu pergerakan masif di pasar kripto. Seperti yang dilaporkan RedaksiNusa, debat antara Donald Trump dan Kamala Harris diprediksi akan membawa pengaruh signifikan, khususnya bagi Bitcoin dan Ethereum.
Bagaimana pendapat Anda tentang 4 grafik penting Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.