Deddy Corbuzier Rasakan Tantangan Film Horor, Jadi Produser Malam Pencabut Nyawa



loading…

Deddy Corbuzier merasakan tantangan film horor. Dia menjadi produser film Malam Pencabut Nyawa. Foto/ mpi

JAKARTA – Deddy Corbuzier akhirnya merasakan tantangan film horor. Bukan sebagai pemain, melainkan debut menjadi produser film Malam Pencabut Nyawa besutan sutradara Sidharta Tata.

Deddy Corbuzier tergerak menjadi produser setelah melihat cerita unik yang disuguhkan dalam film Malam Pencabut Nyawa.

“Ini film horor pertama yang saya produseri. Saya kan suka nonton film horor, tapi di Indonesia secara cerita belum ada yang manusianya ngelawan. Jadi, ketika ada cerita, di mana manusia lawan setannya secara harfiah ini agak beda. Makanya kemudian gue masuk,” kata Deddy Corbuzier di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2024).

Deddy Corbuzier ingin memastikan bahwa film yang ditukanginya tidak sekadar memunculkan jumpscare untuk menakut-nakuti penonton, melainkan kekuatan pada karakter utama yang dikisahkan memiliki daya juang tinggi untuk melawan mahluk halus.

Menurut Deddy, konsep tersebut unik dan memiliki kebaruan yang belum banyak ditonjolkan dalam film horor yang beredar di bioskop-bioskop Tanah Air.

Sementara, di tengah gempuran film horor yang begitu menjamur, Deddy menyadari begitu pentingnya mencari pembeda dan keunikan dalam film yang akan dirilisnya.

“Kalau ingin sukses film horornya apa bedanya maka ketika dapat ide gimana yang menarik adalah saat kita bertemu, kita ngobrol ini manusianya ngelawan nah ketika manusianya melawan kayaknya menarik nih. Jadi ide pertamanya dulu buat saya bagus banget,” ucap dia.

Deddy Corbuzier pun merasakan betul sulitnya memproduksi film yang harus menggunakan CGI, terlebih dalam film Malam Pencabut Nyawa, efek CGI digabungkan dengan set lokasi yang telah dibangun.

Deddy Corbuzier juga memahami bahwa kegagalan penggunaan CGI akan merusak keseluruhan film sehingga hal itu menjadi tantangan tersendiri untuknya.

“Bikin alam mimpinya karena harus terlihat real tapi itu mimpi. Gabungan antara set dan CGI dan kalau itu jelek makanya seluruh film jelek. Makanya alam mimpinya harus bagus. Itu yang bikin produksinya lama. Kalau kita invest kan kita lihat produksinya seperti apa sampai detail seperti apa. Kita bisa kasih masukan yang berfaedah buat filmnya,” ucap Deddy.

(tdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *