Hard Fork Chang Sukses, Apa Rencana Cardano (ADA) ke Depan?


Cardano (ADA), blockchain layer-1 (L1), telah resmi meluncurkan hard fork Chang-nya. Tonggak bersejarah ini menandai pergeseran luar biasa menuju tata kelola yang terdesentralisasi.

Pada hari Minggu (1/9) malam, tata kelola blockchain bernilai US$13 miliar ini mulai beralih ke para holder token ADA. Komunitas Cardano telah sejak lama menantikan perubahan ini.

Fase Pertama Hard Fork Chang Cardano

Dengan aktifnya upgrade Chang, holder ADA kini memiliki kemampuan untuk memilih perwakilan tata kelola serta memberikan suara pada proposal pengembangan yang penting.

Hard fork Chang hari ini menandai tonggak sejarah penting bagi blockchain, ekosistem, dan komunitas Cardano—memenuhi janji jaringan yang benar-benar mandiri dan terdesentralisasi,” demikian bunyi pengumuman Cardano Foundation.

Baca Juga: Profil Charles Hoskinson, Pakar Teknologi Pendiri Ethereum dan CEO Cardano

Dijabarkan dalam Cardano Improvement Proposal CIP-1694, hard fork Chang memperkenalkan struktur tata kelola baru yang menampilkan tiga badan yang dipimpin pengguna:

  1. Constitutional Committee,
  2. Delegate Representative (dRep), dan
  3. Stake Pool Operator (SPO).

Sebelumnya, kewenangan untuk memulai upgrade atau hard fork ada di tangan 3 entitas pendiri Cardano—Cardano Foundation, Input Output Global (IOHK), dan Emurgo. Sekarang, tanggung jawab ini beralih ke kelompok tata kelola yang baru terbentuk. Pada 30 Agustus, Charles Hoskinson, Co-founder Cardano, menegaskan finalitas perubahan ini, dengan mendeklarasikan bahwa “Genesis keys are dead” atau kunci Genesis sudah mati.

Hard fork Chang Cardano akan memiliki implementasi dua fase. Yang pertama, yang sudah aktif, menampilkan Interim Constitutional Committee.

Komite ini akan mengawasi sementara tata kelola, memastikan transisi yang mulus seiring model tata kelola lainnya diimplementasikan. Nantinya, dalam 90 hari, badan tata kelola baru akan sepenuhnya diberdayakan.

Inisiatif ini menempatkan Cardano sebagai salah satu blockchain besar pertama yang menerapkan sistem tata kelola berbasis token, yang disebut sebagai era Voltaire. Nama ini merujuk pada penulis French Enlightenment yang dikenal sebagai pendukung militan kebebasan berbicara.

Lebih lanjut, dalam sebuah wawancara dengan RedaksiNusa, Hoskinson menyatakan bahwa ia berencana untuk memperkenalkan visi “Cardano 2” pada bulan Oktober. Ia akan memaparkan perbaikan serta arah potensial untuk ekosistem Cardano.

Tantangan dengan Model Tata Kelola Terdesentralisasi

Kendati begitu, meski banyak penggemar Cardano merayakan langkah ini, desentralisasi menghadirkan tantangan tersendiri. Badan tata kelola seperti decentralized autonomous organization (DAO) seringkali menuai kritik akibat anggaran yang membengkak serta kurangnya mekanisme kontrol yang memadai. Kritikus juga menyatakan bahwa kekuasaan cenderung terkonsentrasi di tangan segelintir orang.

Di sisi lain, model tata kelola baru ini mungkin membuat badan regulasi seperti SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa) AS kesulitan untuk melabeli Cardano sebagai sekuritas.

“Jika SEC ingin mengirimkan subpoena kepada seseorang dari Cardano, mereka harus mengalamatkannya kepada semua holder ADA di seluruh dunia. Ketiga entitas pendiri secara teknis tidak lagi memiliki kendali atas Cardano,” catat akun komunitas, Cardanians.

Terlepas dari hard fork yang bergulir, respons pasar ADA kurang memuaskan. Harganya justru mencatat koreksi sebesar 3,72%. Saat ini, ADA diperdagangkan seharga US$0,331192.

Baca Juga: Cara dan Tempat Terbaik Beli Cardano Coin (ADA) di 2023

Kinerja Harga Cardano (ADA) | Sumber: RedaksiNusa

Dahulu sempat menduduki peringkat 3 besar aset kripto (di luar stablecoin), ADA kini telah terdepak dari daftar 10 besar berdasarkan kapitalisasi pasar. Blockchain lainnya seperti Tron dan Toncoin kini berhasil mendulang kapitalisasi pasar yang lebih besar dari Cardano.

Di sisi lain, ADA tercatat masih terpaut -89% dari rekor ATH (all-time high)-nya sebesar US$3,09, yang tercatat 3 tahun lalu pada tanggal yang sama. Namun, Hoskinson berencana untuk fokus pada narasi seperti jaringan sosial terdesentralisasi dan integrasi artificial intelligence (AI) untuk membantu Cardano merebut kembali posisinya yang kuat di pasar.

“Kami sekarang telah membawa protokol ini ke titik di mana saya memiliki kemampuan untuk membangun protokol dan aplikasi yang dapat mengubah hidup orang. Saya adalah pendukung kuat kebebasan berbicara, [oleh karena itu] saya ingin membangun jaringan sosial terdesentralisasi. Selain itu, saya baru saja berbicara di konferensi AI terbesar di Amerika Serikat, di mana saya berbicara tentang tantangan integrasi AI dan blockchain. Saya ingin melihat AI terdesentralisasi yang selaras dengan cara yang sama seperti kita menyelaraskan cryptocurrency seperti yang telah kita tunjukkan di sini dengan Cardano,” ucap Hoskinson.

Bagaimana pendapat Anda tentang prospek Cardano ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *