Harga Bitcoin (BTC) berpotensi meniti jalur drop berkepanjangan usai gagal menembus level US$60.000. Kegagalan untuk bertahan di atas level resistance krusial ini memantik kekhawatiran di kalangan investor. Mereka sekarang mengamati seberapa jauh penurunan mungkin bakal terjadi.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$57.862, menandai drop 6,85% dalam 7 hari terakhir. Walaupun sebagian pelaku pasar berharap akan adanya pemulihan, analisis on-chain membeberkan sinyal bahwa tren turun lanjutan mungkin sudah di pelupuk mata.
Kondisi Pasar Bitcoin Memburuk
Salah satu indikator on-chain yang mendukung potensi penurunan lebih lanjut yakni Puell Multiple Bitcoin. Metrik ini membandingkan penerbitan koin harian dengan rata-rata tahunan. Indikator ini bisa memberikan wawasan apakah harga berada di dekat puncak lokal ataukah dasar (bottom) lokal.
Sebagai catatan, nilai Puell Multiple yang tinggi menunjukkan bahwa harga sudah berada di dekat puncak lokal. Sementara nilai yang rendah artinya harga sudah mendekati titik bottom lokal. Berdasarkan data dari CryptoQuant, per tanggal 1 September, Puell Multiple Bitcoin tercatat berada di angka 0,65.
Saat ini, nilainya sudah merangkak naik ke angka 0,77. Kenaikan ini menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin telah mencapai puncak lokal, mengindikasikan peluang drop harga lebih lanjut.
Baca Juga: 3 Altcoin Bullish Ini Diprediksi Bakal Ungguli Performa Bitcoin di Bulan September 2024
Selain Puell Multiple, indikator In/Out of Money Around Price (IOMAP) juga menyokong peluang ambruk harga Bitcoin lebih lanjut. IOMAP membantu menganalisis alamat berdasarkan apakah mereka berada dalam kondisi untung, rugi, ataukah impas pada harga saat ini.
Jika ada lebih banyak jumlah alamat yang mengakumulasi Bitcoin pada harga yang lebih rendah daripada harga saat in, hal ini bisa menjadi indikasi adanya dukungan yang kuat. Sebaliknya, jika terpantau ada lebih banyak alamat membeli BTC pada nilai yang lebih tinggi, hal ini menunjukkan resistance yang substansial.
Mengacu data dari IntoTheBlock, jumlah alamat yang membeli Bitcoin di kisaran US$58.073 – US$66.773 lebih besar ketimbang mereka yang membeli di kisaran US$49.300 – US$56.200. Maknanya, Bitcoin mungkin bakal menghadapi resistance tangguh di harga yang lebih tinggi. Jika tekanan beli tak kunjung menanjak, target harga BTC berikutnya mungkin bertengger di kitaran US$54.520.
Prediksi Harga BTC Sebut Area US$54.000 Mungkin Jadi Destinasi Selanjutnya
Dari sisi teknikal, grafik 4 jam Bitcoin menunjukkan terbentuknya pola descending triangle alias segitiga menurun. Pola semacam ini acapkali menjadi sinyal berlanjutnya tren turun. Sebelumnya, Bitcoin sempat menelurkan pola ascending triangle alias segitiga naik, yang semestinya memancarkan tren naik. Akan tetapi, skenario bullish ini gagal terwujud lantaran harga justru tergelincir dari US$62.000.
Mengkaji kondisi pasar terkini, Bitcoin mungkin harus bersiap menghadapi tantangan besar dalam upayanya untuk pulih. Jika tren turun masih bergulir, BTC terancam amblas hingga sedalam 7% dan menyentuh area US$54.677.
Baca Juga: Sebulan Jelang “Uptober”, Ini yang Perlu Investor Pantau dari Bitcoin (BTC) di September
Namun, jika akhirnya terjadi lonjakan tekanan beli atapun crypto whale mulai giat memborong lebih banyak BTC, harga bisa kembali terapresiasi ke US$60.990. Namun, jika tren terkini tetap berlanjut, drop harga berkepanjangan berisiko terjadi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) selama bulan September yang secara historis suram ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.