Departemen Kehakiman melaporkan bahwa FBI telah membuat sebuah token kripto, namanya “NexFundAI”. Langkah ini sebagai bagian dari operasi yang menargetkan pelaku kejahatan kripto. Yang menarik, alamat wallet FBI baru-baru ini bocor, alhasil terungkap berbagai token yang tersimpan di dalamnya.
Adapun penggunaan token oleh FBI dalam penyelidikan sendiri telah bermuara pada dilayangkannya tuduhan penipuan serta manipulasi pasar kepada sejumlah individu dan organisasi.
Wallet FBI Simpan Berbagai Token
Eksekutif Coinbase, Conor Grogan, mengidentifikasi alamat wallet FBI. Ia menemukan bahwa wallet tersebut menyimpan sejumlah token. Di antaranya meliputi EthereumMax, BONE, dan beberapa meme coin, semuanya berjalan di atas blockchain Ethereum.
“Tidak yakin apakah FBI menyadari hal ini, tetapi mereka telah membocorkan wallet mereka sendiri. Sesaat setelah peluncuran, wallet yang memberi dana pada wallet FBI mengalirkan modal ke beberapa wallet lain, melakukan lusinan transaksi. Wallet FBI memiliki setidaknya 75% dari total pasokan token berdasarkan apa yang bisa saya lihat,” ungkap Conor.
Conor juga menemukan bahwa wallet yang terkait dengan FBI mengandung 1,734 miliar token Pornrocket. Selain itu, Conor mendapati bahwa alamat wallet FBI telah melakukan banyak transaksi ke exchange Tokenlon, Binance, Zixipay, dan HTX. Saat ini, alamat ini tercatat memegang aset kripto senilai lebih dari US$39.600.
“FBI sedang [memasang posisi] long ETH,” kata Conor.
Tak berhenti sampai di situ, analis on-chain Cygaar menemukan bahwa FBI menggunakan kode dari perpustakaan OpenZeppelin tanpa atribusi yang tepat, yang ia sebut sebagai pelanggaran hak cipta.
“Hai FBI, saya perhatikan bahwa smart contract Anda secara langsung melanggar Lisensi MIT, dan karenanya dapat dikenai pelanggaran hak cipta. Anda jelas menyalin beberapa perpustakaan OpenZeppelin (yang menggunakan Lisensi MIT), tetapi tidak memiliki lisensi pada kode itu sendiri. Lisensi MIT menyatakan “pemberitahuan izin ini harus disertakan dalam semua salinan atau sebagian besar Software”, yang jelas tidak Anda patuhi dalam contract Anda,” terang Cygaar.
FBI Gunakan NexFundAI Token dalam Operasi Penyamaran Kripto
Menurut pengumuman dari DOJ, FBI menciptakan sebuah token kripto bernama “NexFundAI” sebagai bagian dari operasi penyamaran. FBI kemudian menyewa market maker untuk memanipulasi pasar token tersebut guna mengumpulkan bukti atas aktivitas ilegal.
NexFundAI adalah token ERC-20 yang dibuat pada akhir Mei 2024, dengan total pasokan lebih dari 98 miliar. Setelah meluncurkan token ini, FBI mengatur berbagai transaksi, yang dipetakan dalam sebuah “bubble map“, untuk memancing tersangka.
FBI bekerja sama dengan perusahaan seperti Gotbit, ZM Quant, dan CLS Global sebagai market maker untuk terlibat dalam praktik wash trading. Sebagai informasi, wash trading adalah suatu praktik manipulasi di mana trader membeli dan menjual aset yang sama dalam rangka meningkatkan harga atau likuiditas secara artifisial. Ketiga perusahaan tersebut kini telah mengakui bersalah.
“Apa yang diungkapkan FBI dalam kasus ini pada dasarnya adalah sentuhan baru pada kejahatan keuangan klasik… FBI mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menciptakan token cryptocurrency dan perusahaan mereka sendiri untuk mengidentifikasi, mendisrupsi, dan membawa para penipu ini ke pengadilan,” papar Jodi Cohe – Agen Khusus yang bertanggung jawab atas FBI Divisi Boston.
Penyelidik juga mengumumkan bahwa investor yang pernah memperdagangkan token terkait dengan investigasi ini dapat menghubungi FBI untuk informasi lebih lanjut melalui formulir pemberitahuan.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Aptos (APT) ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.