Harga Bitcoin (BTC) Stabil meski Data CPI AS Lampaui Perkiraan


Laporan terbaru mengenai Indeks Harga Konsumen (CPI) AS memberikan hasil mengejutkan dengan angka 2,4%. Ini mengungkapkan angka inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi. Walau begitu, harga Bitcoin (BTC) tetap bertahan di ambang US$60.000.

Sebelumnya, pasar secara umum memperkirakan inflasi akan berada di kitaran 2,3% dan kemungkinan besar akan membantu BTC terhindar dari fase konsolidasi. Namun, hal itu tidak terjadi.

Hasil CPI Mengecewakan Holder Bitcoin

CPI untuk bulan September naik 0,1% di atas ekspektasi. Meskipun ini lebih tinggi dari perkiraan, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil bulan Agustus yang mencapai 2,5%. Sementara, laju inflasi inti secara year-over-year (YoY) meningkat menjadi 3,3%, melampaui estimasi yang market antisipasi sebesar 3,2%.

“Indeks Harga Konsumen untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U) meningkat 0,2 persen berdasarkan penyesuaian musiman, sama seperti peningkatan di bulan Agustus dan Juli, sebagaimana dilaporkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS hari ini. Selama 12 bulan terakhir, indeks semua barang meningkat 2,4 persen sebelum penyesuaian musiman,” ungkap Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Bagi pembaca yang tidak familier, CPI mengukur perubahan harga rata-rata yang dibayarkan konsumen untuk barang dan jasa, berfungsi sebagai indikator utama inflasi dan daya beli dolar.

CPI AS | Sumber: Trading Economics

Namun, respons Bitcoin atas perkembangan ini mungkin tidak mengejutkan bagi mereka yang terbiasa dengan medan pasar. Bulan lalu, setelah laporan CPI bulan Agustus dirilis, harga Bitcoin melakukan hal serupa, berayun antara US$56.000 dan US$57.000 pasca pengumuman.

Selain itu, perkembangan ini mungkin menggerus harapan akan pemangkasan suku bunga tambahan sebesar 50 basis poin (bps) yang diantisipasi pada bulan November. Di bulan September, Federal Reserve AS telah mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps, yang kemudian berhasil memantik lonjakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Namun, lantaran CPI lebih tinggi dari perkiraan, pemotongan suku bunga tambahan mungkin tidak akan terjadi hingga tahun 2025. Jika demikian, mungkin akan sulit bagi BTC untuk mencapai puncak baru.

Prediksi Harga BTC: Zona US$60.000 Terancam

Dari sudut pandang teknikal, Bitcoin terjebak dalam saluran menurun dan berkisar di US$60.962. Hal ini telah terjadi selama hampir sepanjang dua kuartal terakhir, menunjukkan bahwa momentum koin tetap lemah.

Merujuk grafik berikut ini, harga Bitcoin tercatat bertengger di dekat support US$60.217. Jika koin turun ke bawah area itu, ia bisa bergerak ke bagian tengah saluran paralel. Mengingat minimnya tekanan beli yang berkelanjutan, BTC kemungkinan akan terjun ke bawah garis tren tengah pola menurun.

BTC/USD chart
Analisis Harga Harian Bitcoin | Sumber: TradingView

Jika itu terjadi, nilai aset kripto ini berisiko terpeleset ke area US$57.398. Di sisi lain, jika harga sanggup memantul dari support yang disebutkan di atas, ramalan bearish bisa batal. Dalam skenario tersebut, Bitcoin bisa terangkat naik ke atas US$60.271 dan mendaki menuju US$65.858.

Bagaimana pendapat Anda tentang efek rilis data CPI AS ke harga Bitcoin dan pasar kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *