Komisi Sekuritas dan Berjangka (SFC) Hong Kong menemukan modus penipuan baru yang mengincar aset kripto. Laporan dari South China Morning Post (SMCP) menyebutkan, pelaku menggunakan teknologi deepfake tokoh tertentu untuk menarik minat calon korbannya.
Quantum AI, platform yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI), meniru bos Twitter Elon Musk untuk mengglorifikasi perdagangan kripto. Merespons hal tersebut, SFC langsung bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk memblokir akses domain.
Hal itu memperlihatkan bahwa inovasi teknologi memiliki celah yang besar untuk dimanfaatkan sebagai alat kriminal. Data dari perusahaan verifikasi identitas, Sumsub, menjelaskan bahwa praktik deepfake melonjak 1.530% di kawasan Asia – Pasifik.
Vietnam dan Jepang adalah wilayah dengan serangan terbanyak yang berhasil diidentifikasi. Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Sumsub APAC, Penny Chai menjelaskan bahwa meningkatnya transaksi keuangan digital di negara berkembang membuat wilayah tersebut menjadi sasaran serangan deepfake.
“Khusus di Hong Kong, para penipu deepfake bisa memanfaatkan kompleksitas dan volume transaksi keuangan untuk melakukan aktivitas penipuan,” jelas Chai.
Hong Kong Jadi Salah Satu Pasar Teratas untuk Penipuan Identitas
Pada kuartal pertama tahun ini, penipuan di industri teknologi keuangan Hong Kong tumbuh 3,8%, meningkat 216% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Khusus untuk deepfake, penyalahgunaannya diperkirakan telah menyebabkan kerugian hingga puluhan juta dolar.
Sumsub menjelaskan, Hong Kong sendiri termasuk salah satu dari lima pasar teratas di Asia untuk penipuan identitas. Angkanya mencapai 3,3% tahun lalu, berada di bawah Bangladesh dengan persentase mencapai 5,4%.
SFC selaku regulator jasa keuangan tertinggi di Hong Kong, telah mengeluarkan 18 peringatan terhadap 29 platform perdagangan aset virtual yang mencurigakan sepanjang tahun ini.
Senin (13/5) lalu, otoritas kembali merilis peringatan kepada masyarakat terkait produk aset virtual mencurigakan bernama Lena Network. Dalam keterangannya, terungkap bahwa produk yang belum mengantongi izin SFC tersebut menawarkan layanan staking dan pinjaman aset virtual serta menjanjikan keuntungan tinggi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.