Ripple Labs Tuntaskan Akuisisi Standard Custody


Ripple Labs, entitas di balik protokol pembayaran Ripple dan token XRP, telah berhasil menuntaskan akuisisi perusahaan kustodian kripto, Standard Custody. Aksi itu diyakini akan memperkuat posisi Ripple sebagai salah satu penyedia layanan kustodian aset digital terbesar di kancah global dan memuluskan ambisi perusahaan untuk memulai debut stablecoin.

Melalui keterangan resminya, Ripple menjelaskan bahwa sebagai bagian dari akuisisi ini, Chief Executive Officer (CEO) Standard Custody, Jack McDonald, akan menjabat sebagai Senior Wakil Presiden Stablecoin Ripple sembari tetap mengemban posisi sebagai pimpinan Standard Custody.

“Aksi ini akan menjadi babak baru bagi perusahaan untuk memperkuat penawaran produk yang sudah ada dan mengeksplorasi layanan pelengkap seperti stablecoin serta solusi infrastruktur bagi pelanggan institusi untuk melakukan tokenisasi maupun alat tukar nilai,” jelas Ripple.

Perusahaan juga mengaku telah menerima persetujuan dari regulator setempat untuk merampungkan akuisisi tersebut.

Pernyataan CEI Standard Custody | Sumber: X

Secara terpisah, McDonald mengaku bersemangat untuk bergabung dengan Ripple. Dirinya berharap bisa segera membawa perusahaan meluncurkan stablecoin Ripple ke pasar pada akhir tahun ini. Untuk dipahami, pada April lalu, Ripple telah mengumumkan bahwa mereka bakal merilis stablecoin yang dipatok 1:1 ke dolar AS.

Meskipun nama stablecoin anyar tersebut belum dijelaskan secara pasti, yang jelas adalah aset kripto baru besutan Ripple Labs itu akan tersedia di blockchain XRP Ledger (XRPL) dan juga Ethereum (ETH).

Niatan Ripple rupanya mendapatkan pertentangan dari regulator. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) mengaku keberatan terhadap rencana perusahaan untuk merilis aset kripto baru. SEC masih menganggap bahwa aktivitas utama Ripple yang melibatkan penjualan token XRP berjalan tanpa proses perizinan.

Sementara itu, menyoal bisnis kustodian kripto, aksi anorganik ini merupakan kali kedua yang dilakukan Ripple untuk memperluas basis pengguna layanan penitipan aset digital. Sebelumnya, pada Mei 2023, perusahaan telah berhasil mengakuisisi Metaco yang berbasis di Swiss dengan nilai transaksi mencapai US$250 juta.

Kala itu, perusahaan menggunakan kombinasi antara uang tunai dan juga saham Ripple sebagai alat untuk memuluskan aksinya.  

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *