Strategi Bitfarms untuk menahan Riot Platforms mengambil alih seluruh sahamnya tidak membuat perusahaan jera. Dalam laporannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), Riot diketahui baru saja kembali membeli hampir 6 juta lembar saham Bitfarms di pasar perdagangan dalam 3 transaksi berbeda.
Jumlah tersebut membuat kepemilikan saham Riot di Bitfarms melejit menjadi 13,1% saham. Transaksi pertama dilakukan pada 7 Juni 2024 dengan membeli 1.745.433 lembar saham, dilanjutkan pada 10 Juni 2024 dengan membeli 1.924.885 lembar saham, dan terakhir pada 11 Juni dengan membeli 2.292.682 lembar saham di pasar.
Hal itu menandakan, Riot tidak gentar terhadap strategi “poison pill” Bitfarms dan akan terus melanjutkan aksinya untuk menarik Bitcoin miner tersebut ke dalam struktur perusahaannya. Dalam keterangan resminya, Chief Executive Officer (CEO) Riot Platforms, Jason Les, secara tegas mengatakan bahwa aksi Bitfarms yang menggunakan “poison pill” bertentangan langsung dengan standar hukum dan tata kelola yang berlaku.
Menurut Les, strategi tersebut dilancarkan beberapa hari setelah Riot mendesak perusahaan untuk melakukan diskusi substantif dengannya dan pemegang saham terkait anggota dewan baru.
“Kami telah berusaha untuk terlibat secara pribadi dengan Dewan Bitfarms dan belum lama ini juga sudah mengirimkan surat yang mendesak kolaborasi konstruktif dengan menambah 2 direktur baru yang sepenuhnya independen,” terang Les.
Desak CEO Interim Bitfarms Mundur
Namun, yang terjadi adalah Bitfarms malah menerapkan sikap bermusuhan dengan menerapkan “poison pill”. Les mencium adanya sesuatu yang tidak beres dengan sikap Dewan Bitfarms karena mereka disebut abai terhadap perpektif pemegang sahamnya.
Sebagai langkah lanjutan, Riot mendesak Dewan Bitfarms untuk memfasilitasi pengunduran diri dan pemberhentian Ketua sekaligus CEO Interim Bitfarms, Nicolas Bonta, yang telah memimpin perusahaan sejak 2018.
Menurut Les, Bonta merupakan penyebab praktik tata kelola perusahaan yang buruk.
Kondisi rumit ini bermula ketika Bitfarms memecat CEO-nya, Geoffrey Morphy, pada 14 Mei lalu. Hal itu dilakukan setelah Morphy melayangkan gugatan atas dugaan pelanggaran kontrak, kesalahan dalam pemecatan, dan meminta ganti rugi senilai US$27 juta.
Riot Platforms, selaku salah satu pemegang saham Bitfarms kala itu, akhirnya memasukkan proposal untuk mengambil alih Bitfarms sekaligus mendesak diadakannya pertemuan pemegang saham untuk memasukkan direksi baru Bitfarms di tengah pemecatan Morphy.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.