Benarkah “Summer Lull” Bitcoin Akan Berujung Breakout Bullish?


Memasuki bulan Juni, Bitcoin, altcoin, dan pasar keuangan tradisional mulai memasuki kelesuan perdagangan musim panas alias “summer lull” seperti biasanya.

Secara historis, Q3 umumnya mencatat volume perdagangan yang jauh lebih rendah. Benar saja, volume perdagangan Bitcoin terpantau turun lebih dari 40% bila dibandingkan kuartal dengan volume tertinggi.

Summer Lull Bitcoin Akan Berujung dengan Breakout Bullish?

Menurut perusahaan riset blockchain Kaiko, pada Q3 2023, volume BTC-USD menyentuh level terendah tahun jamak, yaitu US$44 miliar. Hal ini terjadi meskipun ada antisipasi seputar pengajuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot oleh BlackRock. Selain itu, pengetatan regulasi dan dampak krisis perbankan AS baru-baru ini juga turut berkontribusi pada tren ini.

Menariknya, peluncuran 11 ETF Bitcoin spot di AS telah meningkatkan price discovery dan likuiditas untuk harga Bitcoin. Dengan demikian, ini memberikan secercah harapan bahwa musim panas ini mungkin tidak akan mengalami penurunan drastis seperti itu.

“Kendati demikian, meningkatnya keterkaitan antara aset kripto dan pasar keuangan tradisional dapat menimbulkan risiko dan berpotensi memperburuk tren perdagangan bervolume rendah.”

Kaiko

Volume Perdagangan Historis Bitcoin | Sumber: Kaiko

Sama halnya, analis dan trader derivatif Tone Vays memprediksi periode konsolidasi selama satu atau dua bulan lagi sebelum terjadi pergerakan naik yang signifikan. Pada intinya, sang analis tetap optimistis tentang Bitcoin. Namun, ia juga berpendapat bahwa periode range-bound kemungkinan akan terjadi. Selanjutnya, ada peluang breakout menuju perpanjangan Fibonacci berikutnya di US$102.000

“Grafik bulanan berada pada MRI sell. Puncak MRI sedang dalam konsolidasi, sehingga ada kemungkinan besar kita akan bersiap untuk puncak MRI mingguan kedua berturut-turut dan kemudian semoga yang ketiga juga.”


Tone Vays, Analis

Bill Miller, selaku CIO Miller Value Partners, juga tetap bersikap bullish pada Bitcoin walaupun berpotensi mengalami konsolidasi jangka pendek. Dia menekankan peran Bitcoin sebagai teknologi yang mampu mendisrupsi sektor keuangan.

Dia mengemukakan, sistem moneter tradisional rentan terhadap kesalahan manusia dan pengaruh politik, yang mengakibatkan penurunan nilai mata uang. Sebaliknya, Bitcoin mampu menyajikan ledger terdesentralisasi yang transparan. Sehingga, keunggulan ini memungkinkan transfer hak milik yang aman dan bersifat permissionless.

“Meskipun Bitcoin baru-baru ini mencapai puncak harga baru terhadap seluruh mata uang fiat, saya yakin Bitcoin saat ini masih super undervalued dan bahwa dunia kemungkinan berada pada tahap awal pergeseran sekuler seputar bagaimana manusia berpikir tentang modal dan tata kelolanya.”


Bill Miller, CIO Miller Value Partners

Lebih jauh, Miller menilai bahwa nilai intrinsik Bitcoin jauh lebih besar daripada kapitalisasi pasarnya saat ini yang bertengger di angka US$1,5 triliun.

Sebagai kesimpulan, kelesuan musim panas mungkin memang akan menghadirkan periode konsolidasi bagi Bitcoin. Akan tetapi, aspek fundamental yang mendasarinya dan juga sentimen bullish dari jajaran pakar seperti Vays dan Miller menunjukkan masa depan yang cerah.

Bagaimana pendapat Anda tentang periode “summer lull” Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *