Pada hari Selasa (18/6), Nvidia, produsen graphics processing unit (GPU) asal Amerika, sukses menyalip raksasa teknologi Microsoft dan Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia.
Lonjakan kapitalisasi pasar Nvidia ini memicu reli aset kripto bertema AI.
Token AI Reli saat Nvidia Salip Raksasa Teknologi
Menurut data terbaru, harga saham Nvidia (NVDA) sekarang ada di angka US$135,58, dengan kapitalisasi pasar US$3,33 triliun. Sementara itu, Microsoft dan Apple masing-masing hanya mengukir kapitalisasi pasar US$3,31 triliun dan US$3,28 triliun.
Adapun katalis utama di balik pertumbuhan ini adalah permintaan akan produk artificial intelligence (AI). Seperti diketahui, AI menjadi teknologi yang semakin integral di berbagai industri sejak 2023 silam. Laporan pendapatan Q1 2024 Nvidia membeberkan fakta bahwa kategori pusat data mereka mencatat lonjakan pendapatan 427% menjadi US$22,56 miliar. Kategori ini termasuk chip AI dan komponen untuk server AI.
Faktanya, kesuksesan Nvidia juga berdampak positif bagi pasar kripto. Aset kripto bertema AI papan atas, termasuk Fetch.AI (FET) dan Render (RNDR), terbukti mengalami apresiasi harga yang substansial dalam 24 jam terakhir.
Harga FET sudah menanjak 16,3%, dan sekarang ada di harga US$1,33. Sementara, RNDR telah mencatat kenaikan 10,3% dan kini bertengger di harga US$7,75. Selain itu, data dari alat analitik on-chain Santiment menguak bahwa RNDR telah naik 33,33% dalam perubahan volume sosial selama periode ini.
Dalam jangka panjang, pengaruh Nvidia terhadap sektor AI dan kripto menurut prediksi akan sangat besar. Sebuah laporan oleh manajer aset Bitwise menyoroti bagaimana ledakan AI telah berdampak signifikan pada pusat data, menciptakan kekurangan chip AI dan akses listrik.
Adapun Bitcoin miner, yang dilengkapi dengan chip kuat dan sistem pendingin canggih, menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh perusahaan AI. Sebagai produsen terkemuka chip AI dan GPU untuk crypto mining, Nvidia dapat memperoleh keuntungan besar dari meningkatnya permintaan.
Greg Beard, selaku CEO Stronghold Digital Mining, menyebut bahwa analis riset membunyikan alarm tentang lonjakan permintaan daya yang didorong oleh ekspansi pusat data AI. Sang CEO mengutip laporan Goldman Sachs bulan April yang menyatakan bahwa permintaan daya pusat data, tidak termasuk kripto, berpotensi tumbuh sebesar 160% pada tahun 2030 daripada tahun 2023.
Namun, infrastruktur yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan. Terlebih, Beard mengungkap bahwa industri listrik AS belum mengembangkan infrastruktur daya beban dasar baru dalam hampir dua puluh tahun.
“Pengembang AI punya modal cukup dan bisa bergegas untuk membangunnya tetapi menghadapi hambatan serius dalam mengakses daya. Akses yang paling jelas ke daya ini adalah situs Bitcoin mining yang ada yang sudah terhubung ke sumber daya yang semakin berharga. Satu-satunya cara bagi pengembang AI untuk mencoba mengatasi kesenjangan sumber daya dan menyelesaikan kebutuhan energi masa depan mereka adalah dengan mengembangkan situs baru dan menggunakan kembali yang sudah ada–seperti Bitcoin miner,” ungkap Beard kepada RedaksiNusa.
Bagaimana pendapat Anda tentang prestasi luar biasa yang Nvidia torehkan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.