Alasan Target US$100.000 untuk Harga Bitcoin Masih Realistis


Potensi Bitcoin untuk meraih target harga US$100.000 masih menjadi topik yang sangat menarik di kalangan investor. Berbagai dinamika pasar dan juga indikator ekonomi menguak bahwa target ambisius ini masih realistis untuk digapai.

Barisan pakar berbagi wawasan mereka soal apa yang Bitcoin perlukan agar bisa mencapai tonggak bersejarah ini.

Felix Mohr, selaku co-founder MohrWolfe, berbicara kepada RedaksiNusa terkait potensi Bitcoin. Ia menggarisbawahi ledakan permintaan serta meningkatnya open interest (OI). Akhir-akhir ini, OI futures Bitcoin tercatat melesat naik sebesar US$2,02 miliar hanya dalam kurun waktu tiga hari.

“Ledakan minat beli pada Bitcoin ini bukan suatu kebetulan. Kalangan investor telah memperjelas bahwa mereka mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga Federal Reserve AS pada akhir tahun.”


Felix Mohr, Co-founder MohrWolfe

Open Interest Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Tak dimungkiri, sentimen investor secara signifikan mendapat pengaruh dari spekulasi seputar kebijakan moneter Federal Reserve. Jajak pendapat (polling) Reuters membeberkan potensi pemangkasan suku bunga pada bulan September. Hal ini terlepas dari adanya risiko pemangkasan yang lebih kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

“Hampir dua pertiga ekonom, 74 dari 116, dalam jajak pendapat Reuters 31 Mei-5 Juni meramal pemotongan pertama suku bunga dana The Fed ke kisaran 5,00% -5,25% akan tiba di bulan September. Itu adalah kesimpulan yang sama dengan polling bulan lalu, dengan mayoritas serupa.”


Laporan Reuters

Secara historis, Bitcoin diuntungkan dari pasar saham yang bullish. Prospek bullish ini bisa didapat dari pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Namun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell terlihat masih mengambil sikap yang hati-hati. Terlebih, serangkaian indikator ekonomi yang ada dapat semakin memperumit gambaran tersebut.

Indeks Harga Konsumen (CPI) AS terekam merangkak naik sebesar 3,4% selama setahun terakhir. Sementara CPI inti (core CPI) naik sebesar 3,9%. Indeks Harga Produsen (PPI) juga melebihi ekspektasi, naik 2,2% secara tahunan. Tak ayal, angka-angka ini menunjukkan inflasi yang masih berlangsung. Alhasil, kondisi semacam ini pada gilirannya dapat mencegah The Fed dari pemotongan suku bunga yang agresif.

“Di tengah maraknya data ekonomi yang kurang memuaskan, SP500 berada pada rekor tertinggi, menunjukkan adanya potensi reversal. Bitcoin dan pasar tradisional secara historis bergerak selaras. Koreksi di pasar tradisional bisa membuat harga Bitcoin runtuh,” ucap Mohr kepada RedaksiNusa.

Meskipun demikian, lintasan Bitcoin juga mendapat pengaruh dari minat institusional. Peluncuran produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin oleh SEC faktanya sukses menjadi katalis yang substansial.

Di sisi lain, antisipasi atas persetujuan untuk ETF Ethereum oleh lembaga keuangan raksasa akhir tahun ini juga berpotensi memantik kenaikan harga yang substansial.

“Bitcoin telah melampaui rekor harga tertinggi sepanjang masa itu dan menorehkan puncak baru hampir US$74.000 yang tercapai pada pertengahan Maret. Perjalanan menuju US$100.000 pada akhir tahun dimulai lagi jika memang, The Fed akhirnya memangkas suku bunga dua kali,” begitu pungkas Mohr.

Tak berhenti sampai di situ, skenario optimistis semacam ini juga mendapat sokongan dari Bernstein Research. Perusahaan bahkan memproyeksikan Bitcoin mampu mencetak US$200.000 pada tahun 2025, US$500.000 pada tahun 2029, dan US$1 juta pada tahun 2033.

Bitcoin ETF Holdings
Kepemilikan ETF Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Sejumlah analis Bernstein berpendapat, ETF Bitcoin, yang telah mengukir alokasi awal berbasis ritel, siap untuk menyambut adopsi yang lebih luas lagi ke depannya. Hal ini karena perusahaan pialang raksasa dan bank swasta tengah bersiap untuk juga menawarkan produk investasi ini.

Basis perdagangan institusional ini, menurut mereka, bertindak sebagai “trojan horse” untuk adopsi yang lebih luas, berpotensi mengubah Bitcoin menjadi kelas aset utama. Oleh karena itu, jalan Bitcoin menuju target harga US$100.000 dan seterusnya tetap realistis untuk terwujud. Tentunya, ini tak luput pula dari pengaruh kebijakan ekonomi yang menguntungkan dan minat institusional yang berkelanjutan.

Bagaimana pendapat Anda tentang perjalanan harga Bitcoin menuju target US$100.000? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *