Presiden Jump Crypto, Kanav Kariya, mengumumkan pengunduran dirinya di laman media sosial. Menariknya, hal itu dilakukan di tengah penyelidikan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) Amerika Serikat (AS) untuk melihat aktivitas perdagangan dan investasi yang dilakukan perusahaan di sektor aset digital.
Lewat utas X (sebelumnya Twitter), Kariya mengatakan bahwa terhitung sejak 24 Juni kemarin, dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden Jump Crypto. Setelah lengser dari posisinya, dia menyebut akan tetap berkecimpung i industri kripto dan terlibat dengan perusahaan yang ada di portofolionya selama ini.
“Hari ini menandai akhir dari perjalanan pribadi yang luar biasa. Ini adalah hari terakhir saya di Jump, momen yang berat sekaligus kegembiraan besar melihat jalan di depan,” tutur Kariya.
Tidak dijelaskan lebih detail apa alasan utama dari langkah tiba-tiba yang dilakukan Kariya. Namun jika melihat perjalanan karirnya di Jump, Kariya memiliki sejumlah momen menarik yang pada akhirnya mengantarkan dia hingga berada di posisi puncak perusahaan.
Mengawali karir sebagai pekerja magang, Kariya akhirnya dipromosikan sebagai Presiden Jump Crypto pada September 2021. Dia memikul tanggung jawab untuk mengembangkan unit bisnis Jump Trading di bidang aset kripto.
Kisruh Jump Crypto Dimulai saat Peretasan Wormhole
Perjalanan Kariya cukup berliku. Sebagai pihak yang terlibat dalam pengembangan Wormhole bridge, Jump Crypto ikut bertanggung jawab terhadap insiden keamanan yang dialami oleh Wormhole. Pada Februari 2022, entitas tersebut mengalami eksploitasi yang mengakibatkan raibnya 120.000 wrapped ETH (wETH) atau sekitar US$326 juta (nilai saat itu).
Melihat hal itu, Jump berkomitmen untuk mengganti seluruh dana yang hilang lantaran perusahaan masih percaya bahwa masa depan multi-chain dan Wormhole merupakan infrastruktur penting.
“Itu sebabnya kami mengganti 120 ribu ETH untuk membuat anggota komunitas utuh dan mendukung Wormhole untuk terus berkembang,” terang Jump Crypto.
Tidak berhenti di situ, Jump Crypto juga sempat terseret dalam keruntuhan ekosistem Terra. Perusahaan digadang-gadang menjadi pendukung utama proyek tersebut dan pihak Kejaksaan AS juga pernah melakukan penyelidikan terhadap induk usahanya, Jump Trading, menyoal potensi bailout dalam proyek UST di 2023 lalu.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.