Harga Bitcoin tersungkur ke level US$53.500 selama jam perdagangan awal di Asia pada hari Jumat (5/7). Ini sekaligus menjadi level terendah perdananya sejak 4 bulan terakhir. Anjlok harga yang signifikan ini faktanya turut menyulut kekhawatiran di kalangan investor dan juga analis pasar.
Menurut data RedaksiNusa, Bitcoin (BTC) telah amblas sekitar 6% dalam 24 jam terakhir.
Ambruk Tajam Bitcoin Picu Likuidasi US$589 Juta Lebih
Volatilitas Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas telah menyebabkan likuidasi besar-besaran. Secara total, US$589 juta telah tersapu likuidasi; lebih dari US$511 juta di antaranya datang dari posisi long. Kemudian, sisanya US$78 juta adalah posisi short. Lebih spesifiknya, nyaris US$100 juta tersapu likuidasi hanya dalam satu jam terakhir.
Meski begitu, dalam sebuah wawancara dengan RedaksiNusa, Avinash Shekhar, selaku CEO crypto exchange derivatif Pi42, memaparkan bahwa volatilitas harga adalah peluang bagi trader jangka pendek.
“Pergerakan seperti ini biasanya menghadirkan peluang, terutama bagi scalper untuk memulihkan perdagangan mereka yang terlikuidasi,” ujar Shekhar kepada RedaksiNusa.
Transfer Mt. Gox & Aksi Pemerintah Jerman Guncang Pasar
Terlebih lagi, manuver yang Mt. Gox lakukan berupa aksi transfer Bitcoin (BTC) senilai miliaran dolar ke wallet yang tidak dikenal semakin memperparah kegelisahan pasar. Sebagai informasi, Mt. Gox sendiri adalah perusahaan crypto exchange yang sudah bangkrut. Menurut perusahaan analitik blockchain Arkham Intelligence, transfer ini melibatkan 47.228 BTC, nilainya setara sekitar US$2,71 miliar.
Sebelum aksi ini, Mt. Gox juga sudah melakukan serangkaian transaksi uji coba kecil. Dengan pembayaran kembali yang menurut estimasi segera bergulir, sekitar 142.000 BTC dan 143.000 Bitcoin Cash (BCH) siap untuk dicairkan.
Tak berhenti sampai di situ, aksi terbaru oleh pemerintah Jerman juga turut menambah kecemasan pasar. Pekan ini, mereka mentransfer sekitar 1.300 BTC (sekitar US$75,5 juta) ke wallet mereka dan juga sejumlah crypto exchange. Di antaranya termasuk Bitstamp, Coinbase, dan Kraken. Tak ayal, perkembangan ini semakin memperburuk kekhawatiran akan penurunan harga lebih lanjut.
Analis Prediksi Bitcoin (BTC) Bakal ke US$48.000
Di tengah perkembangan ini, analis kripto kenamaan Miles Deutscher menyatakan frustrasinya. Ia bahkan mengantisipasi penurunan cepat ke US$48.000 untuk mengakhiri gejolak pasar saat ini.
“Bisakah kita langsung anjlok ke US$48.000 saja dan akhiri semua kekacauan ini? Kepada Jerman & Mt. Gox – tolong langsung jual seluruh aset kalian. Kepada investor ritel, tolong panic sell altcoin kalian yang meragukan itu. Akhiri penderitaan ini dengan cepat, lalu kita bisa bangkit lagi.”
Miles Deutscher, Analis Kripto
Sementara itu, analis kripto Dave the Wave menilai bahwa Bitcoin telah menerobos level support kritis US$56.500. Sang analis menyoroti, level Fibonacci berikutnya yang signifikan, yakni kisaran US$48.000, bisa menyajikan support yang diperlukan.
Meskipun pasar terkoreksi, Dave the Wave tetap optimistis dan mengingatkan investor bahwa pasar “secara teknis masih berada dalam bull market“.
Bagaimana pendapat Anda tentang risiko harga Bitcoin (BTC) untuk terjun bebas ke bawah US$48.000? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.