Jelang keputusan suku bunga acuan oleh The Fed, pasar kripto kompak melemah selama sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan CoinGecko, harga dua aset kripto terbesar dalam hal kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), masing-masing mengalami koreksi 5,3% dan 3,6%.
Melihat hal itu, Analis Kripto Reku Fahmi Almuttaqin menyebut kondisi tersebut menarik untuk dicermati. Meskipun tekanan yang terjadi tidak sedalam akhir Juli hingga pekan pertama Agustus lalu, situasi itu muncul berbarengan dengan rilis beberapa data ekonomi penting di Amerika Serikat (AS).
Data Coindex Market Index (CMI) juga menunjukkan penurunan sebesar 8,28%, dari 2.390 pada 26 Agustus lalu menjadi 2.192 pada Senin (1/9). Pasca terjadinya koreksi, pasar kripto dikatakan Fahmi mulai kembali terlihat membentuk tren bullish pada Selasa (3/9), yang ikut didorong oleh situasi jenuh jual akibat koreksi tersebut.
Indeks CMI pada Selasa kemarin menguat sekitar 3,12%. Menurut Fahmi, situasi itu mengindikasikan bahwa sinyal recovery ini sepertinya akan cukup kuat untuk mendukung terjadinya reli lanjutan bagi pasar kripto dalam jangka waktu menengah.
“Namun, untuk jangka pendek, sinyal bullish yang ada masih relatif lemah. Meskipun tidak menutup kemungkinan keadaan bisa saja berubah akibat perkembangan tertentu,” jelasnya.
Baca Juga: Standard Chartered Prediksi Bitcoin (BTC) Bakal Capai US$100.000 Tahun Ini
Sejak 2013, Performa Positif Bitcoin di September Hanya Terjadi 3 Kali
Pertemuan The Fed untuk menentukan level suku bunga yang akan berlangsung pada 17-18 September mendatang menjadikan bulan ini sebagai momentum krusial bagi pasar aset digital. Menukil data CoinGlass, sejak 2013 lalu, performa positif Bitcoin yang terjadi pada September hanya terjadi sebanyak 3 kali.
Kinerja tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan Agustus, di mana Bitcoin berhasil mencatatkan performa positif sebanyak 4 kali. Pun demikian, kinerja positif BTC di bulan September masih dinilai kurang signifikan karena hanya bertambah 3,91% di tahun 2023, 6,04% pada 2016, dan 2,35% pada 2015.
“Meskipun belum mencapai target The Fed di 2,0%, tren penurunan yang konsisten bisa meningkatkan kepercayaan diri para pemangku kebijakan untuk memulai arah kebijakan moneter yang lebih longgar atau dovish. Namun, apakah tren inflasi masih akan konsisten turun setelah suku bunga diturunkan juga menjadi kekhawatiran yang membayangi potensi recovery yang ada di pasar kripto dalam jangka pendek,” pungkas Fahmi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi pasar kripto oleh Analis Reku ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.