PlanB, sang kreator pseudonim di balik model stock-to-flow Bitcoin (BTC), membagikan sebuah grafik di X/Twitter yang mengungkap harga aset ini berpotensi melonjak hingga empat kali lipat dari levelnya saat ini.
Bitcoin sekarang diperdagangkan di angka US$60.676, usai mencatatkan reli 4% dalam 24 jam terakhir. Namun, akankah harga BTC mencapai US$240.000 pada puncak bull market kali ini?
Usaha Bitcoin untuk Mengulang Sejarah Tahun 2017 & 2021
Baru-baru ini, PlanB memposting di X, menyoroti bagaimana harga Bitcoin secara historis meningkat empat kali lipat setiap kali melampaui moving average (MA) 200 minggu. MA 200 adalah alat analisis teknikal yang kerap digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka panjang dari suatu aset kripto.
Indikator ini kerap dipakai untuk mengukur apakah tren sedang bullish ataukah bearish. Biasanya, ketika BTC naik di atas MA 200, ini menandakan potensi pertumbuhan harga dan menunjukkan bahwa bull market masih solid.
Sebaliknya, drop ke bawah 200 MA adalah pertanda bahwa lonjakan jangka panjang mungkin belum terkonfirmasi. Dalam grafik yang PlanB sajikan, ia mengambil contoh bull market tahun 2017, di mana pada satu titik, BTC sempat amblas ke bawah US$4.000. Fenomena semacam ini mencerminkan bagaimana aksi ini bisa memengaruhi sentimen pasar.
Pada puncak siklus, harga melesat menjadi US$17.760. Selanjutnya, maju ke bull run tahun 2020-2021, koin ini diperdagangkan sekitar US$15.560 pada November 2020. Satu tahun kemudian, harganya melonjak ke US$69.000.
Menariknya, pada setiap titik dalam setiap siklus, BTC mengalami periode stagnasi di mana harga mengalami konsolidasi dan koreksi. Namun pada akhirnya, selalu terjadi reli harga yang substansial.
Kendati sejarah tidak selalu terulang sama persis, polanya seringkali berirama. Jika tren masa lalu merupakan indikasi, maka lonjakan harga BTC baru-baru ini ke US$73.750 mungkin bukanlah puncak dari siklus ini. Dengan kata lain, bull market kali ini masih menyimpan banyak energi yang siap dilepaskan.
Bear Market Masih di Ujung Ufuk
Jika terbukti benar, maka ini jelas bertentangan dengan prediksi yang menyebutkan bahwa kita sedang bergerak menuju bear market. Faktanya, PlanB bukan satu-satunya analis yang percaya bahwa bear market belum ada di depan mata.
Dalam obrolan dengan RedaksiNusa, Griffin Ardern, Kepala Riset & Opsi BloFin, menerangkan bahwa performa lesu BTC dan kripto lainnya tidak serta-merta menandakan akhir dari bull market.
“Mengacu pada performa pasar opsi, trader memperkirakan bahwa unwind carry trade dan substitusi likuiditas yang disebabkan oleh pemangkasan suku bunga akan memengaruhi performa pasar kripto dalam jangka pendek. Namun, trader secara umum tetap bullish pada performa kripto dalam jangka menengah dan panjang, yang sepenuhnya berbeda dari ekspektasi selama bear market,” jelas Ardern kepada RedaksiNusa.
Ardern juga menambahkan, tingkat implied forward tahunan BTC lebih tinggi daripada tingkat bebas risiko. Sedangkan selama fase bear market, tingkat ini biasanya lebih rendah. Metrik ini seringkali mencerminkan sentimen bullish atau bearish di antara trader opsi, dan data terkini menunjukkan bahwa persepsi bullish masih mendominasi.
Di samping itu, analisis ini juga disokong oleh Sell-Side Risk Ratio Bitcoin. Rasio ini membandingkan total nilai koin yang dibelanjakan dengan kapitalisasi pasar yang terealisasi.
Rasio Risiko Jual yang tinggi biasanya menandakan tahap akhir dari bull market, di mana keyakinan investor mulai memudar dan volatilitas meningkat. Sebaliknya, rasio yang rendah seringkali terlihat selama fase konsolidasi dan pergerakan harga sideways.
Kondisi seperti ini biasanya menjadi tanda awal dari bull run baru. Menurut Glassnode, Sell-Side Risk Ratio Bitcoin telah longsor menjadi 0,16% dari 0,71% pada bulan Maret. Alhasil, ini memperkuat pandangan bahwa pasar saat ini mungkin masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut.
Berkaca pada hukum-hukum di atas serta fluktuasi harga Bitcoin yang tak menentu belakangan ini, koin ini mungkin nyaris menyentuh titik bottom alias level terendahnya. Maka dari itu, walaupun BTC mungkin tidak akan meraih US$240.000 saat puncak pasar, nampaknya siklus ini masih di tahap awal bull market.
Akan tetapi, jika tekanan jual membludak, koin ini mungkin akan mengalami koreksi lebih lanjut. Jika demikian, BTC berisiko kembali tergelincir ke bawah US$60.000.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek bull run Bitcoin kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.