Selama akhir pekan, harga Bitcoin (BTC) berotasi di kisaran US$54.424 – US$58.215. Namun, begitu pekan yang baru bergulir, koin ini menyajikan temuan menarik dalam data on-chain yang berpotensi memengaruhi arah tren selanjutnya.
Dalam perspektif historis, kondisi ini begitu penting untuk pemulihan BTC. Lantas, akankah kali ini akan terulang?
Bitcoin Oversold, Datangkan Banyak Bid
Metrik on-chain yang dimaksud adalah NVT Golden Cross. NVT sendiri yakni singkatan dari Network Value to Transaction. Didefinisikan sebagai indeks yang direformasi dari rasio NVT, metrik ini mengukur apakah Bitcoin sudah mencapai level terendah (bottom) ataukah berada di pucuk (top).
Apabila nilai metrik ini 2,20 atau lebih, itu berarti koin telah mencapai pucuk, dan penurunan sudah di depan mata. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, ini terjadi pada Desember 2023, Maret 2024, dan yang terbaru, Mei.
Sebaliknya, jika NVT Golden Cross bertengger di bawah -1,60, artinya BTC nyaris menyentuh ataupun sudah mencapai level bottom.
Untuk saat ini, metrik ini berada di -1,39, sebuah tanda potensi overselling. Tekanan jual ini dapat dikaitkan dengan pergerakan BTC baru-baru ini oleh Mt. Gox.
Terlebih lagi, serangkaian aksi transfer oleh pemerintah Jerman juga ikut andil. Namun, seperti yang terjadi saat ini, koin ini mungkin berada di jalur pemulihan, karena overselling bisa menjadi pertanda rebound.
Di samping itu, pelaku pasar nampaknya juga tengah mengantre untuk membeli BTC dengan harga diskon saat ini. RedaksiNusa mendeteksi ini setelah mengamati Exchange On-chain Market Depth.
Fungsi metrik ini adalah mempertimbangkan aktivitas pada order book dari 20 crypto exchange teratas. Terbagi menjadi dua bagian, metrik Exchange On-chain Market Depth berguna mempertimbangkan segmen bid (beli) dan ask (jual).
Menurut IntoTheBlock, partisipan telah mengajukan bid untuk 22.075 BTC dengan harga rata-rata 55.671. Namun, total nilai BTC yang akan dijual adalah 11.514 BTC dengan harga rata-rata US$55.673
Mengingat nilai yang lebih tinggi untuk dibeli, harga Bitcoin mungkin akan terhindar dari penurunan lebih lanjut dan dapat memulihkan sebagian kerugian yang terjadi baru-baru ini.
Tidak Akan Ada Lagi Keruntuhan Harga BTC?
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$56.752. Namun, Liquidation Heatmap mengatakan harga bisa saja menanjak lebih tinggi lagi dalam jangka pendek.
Liquidation Heatmap menggunakan variasi warna untuk mengukur intensitas order beli dan jual di pasar. Warna yang lebih dingin seperti ungu menandakan tingkat aktivitas yang rendah. Namun, ketika warna seperti hijau atau kuning muncul, itu artinya likuiditas terkonsentrasi pada level harga tertentu.
Dengan menganalisis heatmap ini, kita dapat melihat area-area potensial yang menarik, level resistance, dan support.
Menurut Coinglass, ada level likuiditas yang tinggi di area US$57.516 dan satu lagi di US$58.037. Tingkat likuiditas yang tinggi ini dapat menarik kenaikan harga Bitcoin menuju zona ini.
Di sisi lain, Relative Strength Index (RSI), yang berguna mengukur momentum, juga mendukung potensi ini. Pada grafik harian BTC/USD, RSI bertengger di angka 34,61.
Ketika nilai indikator ini ada di bawah 30,00, itu tandanya oversold (jenuh jual). Sedangkan ketika di atas 70,00, tandanya overbought (jenuh beli). Oleh karena itu, posisi RSI terkini menyiratkan Bitcoin telah meninggalkan zona oversold dan membidik pemulihan substansial.
Berdasarkan posisi retracement Fibonacci, yang menunjukkan titik-titik support dan resistance, BTC berpotensi menguji ulang US$58.251 apabila berhasil menembus level US$57.016.
Sementara itu, RektCapital, analis pseudonim di X/Twitter, juga memberikan pandangan terkait aksi harga Bitcoin. Menurutnya, koin ini mungkin sudah meninggalkan perdagangan sideways sembari bergerak menuju akumulasi ulang.
“Bitcoin berada di ambang penutupan candle mingguan pertama di bawah Re-Accumulation Range Low (batas bawah rentang akumulasi ulang) untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat bulan sejak rentang ini ada,” tulis Rekt Capital.
Hanya saja, sekarang koin ini masih berkitar di bawah Exponential Moving Average (EMA) 20 hari, yang melacak perubahan harga untuk menentukan kekuatan atau kelemahan tren.
Jika harga Bitcoin berkisar di atas EMA 20 hari, itu akan menunjukkan tren bullish yang solid. Namun, selama koin ini bergerak di bawah ambang batas tersebut, harganya berisiko mengalami koreksi ke US$55.019.
Bagaimana pendapat Anda tentang peluang rebound Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.