Menjelang Pemilu Presiden AS, dominasi Bitcoin atas pasar kripto semakin mencuat. Fenomena ini, sayangnya, mulai meredupkan harapan akan altcoin season.
Bitcoin dominance, yang diukur melalui BTC.D, kini mencapai level tertinggi sejak 2021. Lonjakan ini sejalan dengan derasnya arus modal ke ETF Bitcoin. Sementara, performa sebagian besar altcoin terlihat mandek.
Bitcoin di Puncak Dominasi
Bitcoin dominance mengukur kapitalisasi pasar Bitcoin relatif terhadap total kapitalisasi pasar dari seluruh aset kripto lainnya. Saat ini, dominasinya berada di 59,77, titik tertinggi sejak April 2021.
Ketika BTC.D naik, berarti porsi kapitalisasi pasar Bitcoin semakin besar dibanding altcoin. Berdasarkan penilaian indikator momentum utama RedaksiNusa, ada konfirmasi bias bullish yang kuat terhadap Bitcoin, memberi sinyal bahwa dominasi ini berpotensi berlanjut untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Sebagai contoh, temuan pada indikator moving average convergence/divergence (MACD) dari BTC.D menunjukkan bahwa garis MACD (biru) berada di atas garis sinyalnya (oranye) saat ini.
Setelan semacam ini mengindikasikan bahwa Bitcoin tengah menunjukkan kekuatan yang semakin meningkat di pasar kripto, melebihi altcoin dalam hal pangsa kapitalisasi pasar. Kondisi ini menjadi sinyal bahwa situasi pasar saat ini kurang mendukung terjadinya altcoin season. Alih-alih, kemungkinan besar Bitcoin akan mengungguli banyak aset lainnya dalam jangka pendek.
Terlebih, permintaan untuk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot baru-baru ini juga melejit. Aktivitas ini menunjukkan minat yang kuat atas aset kripto terkemuka ini. Dalam laporan terbaru, firma riset aset digital 10X Research menyatakan, melonjaknya permintaan atas ETF BTC bisa mendorong harga Bitcoin mencetak US$100.000 pada Januari 2025.
“ETF Bitcoin spot telah membeli senilai US$4,1 miliar hanya di bulan Oktober—volume tertinggi sejak Maret 2024—dengan momentum beli yang terus menguat karena semua pembeli ETF tetap meraih profit. Tadi malam, ETF spot menambah akumulasi senilai US$830 juta dalam Bitcoin, membawa total lima hari terakhir menjadi US$2,1 miliar. Dengan permintaan ETF yang meroket, Bitcoin pun diperkirakan akan mengikuti. Jika tren ini berlanjut, sinyal kuantitatif kami juga memproyeksikan reli potensial hingga US$100.000 pada akhir Januari 2025,” tulis firma riset tersebut.
TOTAL2 Berada dalam Kisaran Konsolidasi
Dengan arus modal yang deras ke ETF Bitcoin, investor individu serta institusi cenderung lebih memilih BTC ketimbang altcoin yang kurang mapan. Akibatnya, semakin sedikit pula modal yang mengalir ke pasar altcoin. Hal ini pada gilirannya akan menekan momentum harga sekaligus volume perdagangan mereka.
Kondisi ini terlihat pula dari gerakan sideways TOTAL2 (kapitalisasi pasar total semua aset kripto, kecuali Bitcoin) sejak awal Agustus. Sementara BTC.D mengalami ledakan, TOTAL2 justru terkonsolidasi dalam kisaran harga antara US$967 miliar hingga US$856 miliar.
Konsolidasi ini melukiskan, para trader altcoin masih ragu mengenai arah harga berikutnya. Kondisi ini pun menyebabkan susutnya volatilitas dan volume perdagangan, yang semakin memperpanjang penantian akan datangnya altcoin season.
Sebagai pengingat, altcoin season baru akan terjadi ketika setidaknya 75% dari 50 altcoin teratas mampu mengungguli kinerja Bitcoin dalam periode tiga bulan beruntun. Sedangkan data terbaru dari Blockchain Center mengungkapkan, hanya 29% altcoin teratas yang berhasil mengungguli kinerja Bitcoin dalam 90 hari terakhir — jauh di bawah ambang batas 75% yang diperlukan untuk bisa memicu hadirnya altcoin season.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi mengenai peluang datangnya altcoin season ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.