Harga Bitcoin (BTC) belakangan ini mengalami lonjakan tajam, yang kemudian disusul dengan ambruk signifikan pada akhir Juli hingga awal Agustus.
Namun, penurunan ini tidak selalu menandakan tren bearish. Pasalnya, perilaku investor terkini menunjukkan tanda-tanda pasar masih dalam kondisi yang stabil.
Investor Bitcoin Tahan Banting
Kendati Bitcoin baru saja mengalami crash hebat yang membawanya terpelanting turun dari US$68.000, aset ini terpantau masih siap melanjutkan tren naiknya. Ketangguhan ini mendapat sokongan dari investor bullish yang tetap tahan banting di tengah terpaan volatilitas.
Di antara mereka terdapat para investor whale, yang tidak goyah terlepas dari market dip akhir-akhir ini. Alamat-alamat yang memegang antara 100 – 1.000 BTC ini terus menunjukkan kenaikan yang stabil. Kondisi ini menjadi sinyal adanya akumulasi yang konsisten.
Tak dimungkiri, para investor ini punya pengaruh besar terhadap pergerakan harga Bitcoin. Akumulasi mereka kerap memicu reli, pun aksi jual mereka bisa menyebabkan penurunan tajam.
Adapun syarat agar tren turun tetap bertahan yakni diperlukan adanya skeptisisme pasar. Namun, sejak akhir Mei, kita justru menyaksikan lonjakan yang konsisten dalam Mean Coin Age (MCA) Bitcoin.
MCA berguna mengukur usia rata-rata koin yang tersimpan di wallet atau di blockchain. Metrik ini menunjukkan berapa lama koin yang bersangkutan tidak tersentuh. Metode ini membantu mengukur tingkat aktivitas dalam jaringan suatu aset.
Tren naik maknanya investor cenderung menyimpan koin mereka (HODL), sedangkan tren turun berarti terjadi lonjakan dalam pergerakan antar alamat, yang sekaligus menjadi sinyal sentimen bearish. Sementara untuk saat ini, kenaikan yang terus berlanjut menunjukkan keyakinan investor ketimbang sentimen bearish.
Reli Harga BTC di Depan Mata?
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, harga Bitcoin nampaknya tidak sedang membentuk dead cat bounce. Sebab, tren turun yang konsisten diperlukan untuk mengonfirmasi skenario semacam itu.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$58.740, sukses bertahan di atas level support kritis US$58.390. Level ini sebelumnya berfungsi sebagai support dan bisa membantu mempertahankan momentum reli yang terjadi minggu lalu.
Jika Bitcoin berhasil mempertahankan level support ini, harganya bisa merangkak naik untuk kembali mengunjungi kisaran US$61.000. Ini akan sekaligus membuka jalan untuk kenaikan menuju area US$65.200. Adapun berhasilnya BTC untuk menembus level ini akan semakin memperteguh tren naik.
Akan tetapi, andaikata level support US$58.390 justru rubuh, BTC bisa merosot ke level US$54.600. Yang perlu dicatat, skenario bullish hanya akan terbantahkan jika harga aset kripto ini turun ke US$50.000.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) selanjutnya menurut temuan dan analisis on-chain ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.