Pergerakan Bitcoin (BTC), aset kripto nomor wahid, sejak awal bulan ini mulai memperlihatkan tekanan. Kondisi tersebut bukanlah fenomena baru bagi perjalanan Bitcoin, karena sejak tahun 2013 hingga 2022, bulan ini selalu menjadi tantangan bagi aset kripto tersebut dengan rata-rata penurunan bulanan sebesar 6% sampai 8%.
Bahkan, pada satu momen di bulan September 2022, Bitcoin sempat mengalami penurunan lebih dari 10%. Namun, pola tersebut mendapat kejutan di September tahun lalu, di mana BTC justru mencatatkan kenaikan sekitar 5%.
Hal tersebut menandakan bahwa meskipun sejarah cenderung bearish, dinamika pasar yang selalu berubah tetap membuka peluang bagi Bitcoin untuk melanjutkan tren positifnya di September 2024. Melihal hal itu, trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memandang optimistis terhadap potensi kenaikan Bitcoin di September 2024.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mampu mendongkrak BTC, salah satunya adalah masifnya adopsi institusional dan meningkatnya arus dana ke ETF Bitcoin spot.
“Semakin banyak perusahaan besar dan investor institusional yang tertarik pada BTC sebagai aset investasi, memberikan dukungan terhadap harga. Selain itu, inovasi dalam ekosistem kripto, seperti pengembangan DeFi dan teknologi blockchain yang lebih matang, juga mendorong sentimen bullish di kalangan investor,” terangnya.
Selain itu, Fyqieh juga menyoroti kebijakan moneter The Fed yang memunculkan spekulasi tentang pemotongan suku bunga. Dalam kacamatanya, hal itu akan menjadi katalis bagi kenaikan harga Bitcoin.
Penurunan suku bunga biasanya mendorong investor untuk mencari aset berisiko yang lebih tinggi, seperti BTC, guna mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.
Baca Juga: Mengapa Trader Cardano (ADA) Gencar Menutup Posisi di Market Futures?
Bitcoin Berpotensi Mendekati Level Resistance Kunci US$65.000
Jika kebijakan tersebut jadi dieksekusi, harga Bitcoin berpotensi mendekati level resistance kunci di sekitar US$65.000 untuk kemudian melanjutkan kenaikan menuju akhir tahun. Meskipun begitu, volatilitas pasar tetap patut diwaspadai.
Faktor ketidakpastian ekonomi global, terutama yang berhubungan dengan kebijakan moneter dan kejadian seperti skandal ponzi kripto baru-baru ini, bisa memberikan tekanan jual yang kuat pada Bitcoin.
“Tekanan ini dapat mendorong harga turun kembali ke level support yang lebih rendah, mungkin menuju US$ 55.000 atau bahkan US$ 53.000 jika sentimen pasar memburuk,” tambahnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi pergerakan Bitcoin di September tahun ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.