Bos Reku Ingatkan Pentingnya Kesiapan Mental dalam Investasi


Menyambut Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh pada 10 Oktober 2024, Co-CEO Reku, Jesse Choi mengingatkan kepada para investor untuk membangun kesiapan psikologi dalam investasi. Menurutnya, hal itu penting untuk bisa menghadapi fluktuasi pasar secara lebih positif.

Apalagi, Indonesia sendiri dalam laporan CoinKickOff masuk dalam salah satu negara dengan tingkat stres tertinggi di Asia Tenggara. Persentasenya mencapai 19,2%, diatas Thailand dan FIlipina yang masing-masing memiliki tingkat stres sebesar 18,04% dan 17,97%.

“Investasi berpotensi menjadi salah satu faktor yang memicu rasa cemas dan khawatir. Terlebih, fluktuasi pasar yang dinamis dalam berinvestasi mempererat hubungan antara kondisi investasi dan psikologi investor,” jelas Jesse melalui keterangan resmi.

Negara dengan tingkat stres tertinggi dalam investasi kripto | Sumber : CoinKickOff

Dalam pandangannya, psikologi investasi menjadi faktor penting yang menentukan kesiapan seseorang untuk melakukan investasi dalam instrumen apapun. Selama ini terdapat tendensi bahwa investor tertekan dengan kondisi pasar yang sedang kurang baik, FOMO saat aset tertentu sedang naik harga dan beberapa lainnya.

Sehingga menurutnya, penting untuk membangun kesiapan mental berinvestasi agar investor bisa membuat keputusan yang lebih bijak dalam segala kondisi. Baik ketika pasar menghijau ataupun terkoreksi.

Uni Emirat Arab (UEA) Jadi Negara dengan Tingkat Stres Tertinggi Dalam Investasi Kripto

Laporan yang dirilis pada April lalu itu menyoroti beberapa negara yang memiliki tingkat stres tinggi dalam investasi kripto. Posisi teratas adalah Uni Emirat Arab (UEA) yang memiliki tingkat stres sebesar 30,07%, diikuti oleh Irlandia dan Mesir yang memiliki tingkat stres masing-masing sebesar  28,22% dan 28,08%.

Ditambahkan Jesse, kendati riset tersebut berfokus pada aset kripto yang cenderung lebih volatil, kondisi itu menggambarkan pentingnya membangun kesiapan berinvestasi di instrumen lainnya. Karena fenonema serupa juga berpotensi terjadi pada investor saham, reksadana, emas serta aset lainnya.

“kesiapan mental untuk setiap investor tetap dibutuhkan. Bukan hanya dalam merespons tekanan dalam berinvestasi, tetapi juga untuk mengelola kepercayaan diri,” tambah Jesse.

Sehingga investor dapat terhindar dari rasa percaya diri berlebih, yang dapat mendorongnya membuat keputusan berisiko tanpa analisis yang cukup, serta panic selling saat pasar tiba-tiba terkoreksi.

Nah untuk membangun kesiapan mental dalam berinvestasi, literasi memainkan peran penting untuk mengelola emosional investor. Dikatakan Jesse, seharusnya literasi dalam hal investasi tidak hanya berbincang soal bagaimana cara kerja aset tertentu, namun juga soal edukasi pengelolaan emosi yang baik dan disiplin dalam menerapkan strategi investasi.

Bagaimana pendapat Anda tentang pentingnya kesiapan mental dalam investasi kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *