Pergerakan Bitcoin (BTC) pada perdagangan hari ini (2/9) terpantau lesu. Mengawali hari di minggu pertama September, harga aset kripto nomor wahid itu malah mencatatkan koreksi 1,57% menjadi US$57.306 dari posisi sebelumnya di US$58.221. Hal tersebut dimanfaatkan penuh oleh para whale untuk mengoleksi Bitcoin di harga murah.
Data Lookonchain mengungkapkan, seekor whale terpantau memborong sekitar 1.000 BTC dengan total biaya mencapai US$57,41 juta atau sekitar Rp892,03 miliar. Aksi tersebut bukanlah kali pertama whale tersebut memborong BTC.
Sebelumnya, pada 29 Agustus, alamat wallet yang sama terekam membeli 1.000 Bitcoin di harga bawah dengan biaya sebesar US$59,65 juta. Rentetan pembelian tersebut membuat jumlah kepemilikan Bitcoin-nya terdongkrak menjadi US$8.559 Bitcoin, atau setara dengan US$493,18 juta.
Ambruknya harga Bitcoin diduga kuat dipicu oleh sentimen jual yang dilakukan oleh investor di Binance. Beberapa hari lalu, salah satu crypto exchange terbesar di dunia itu disebut-sebut ikut mendukung konflik yang melibatkan Israel dan Palestina.
Binance dituduh mendukung salah satu pihak, yang akhirnya memicu seruan boikot terhadap platform tersebut. Saat itu, sebanyak 44.808 Bitcoin atau setara dengan US$2,6 miliar dikabarkan telah ditarik dari Binance yang pada akhirnya membuat pergerakan BTC melambat.
Baca Juga: Mengintai Risiko Crash Harga Bitcoin di Bulan September; Matrixport Sorot 3 Risiko Utama
Bitcoin Telah Kehilangan Level Support Penting
Pendiri & CEO MNTrading Michaël van de Poppe mengatakan, Bitcoin telah kehilangan level support penting di US$61.000. Ia memprediksi adanya kemungkinan pengujian di level US$56.000 sebelum akhirnya berbalik arah.
Pada pergerakan sore ini, harga Bitcoin mulai menunjukkan perlawanan dengan peningkatan ke level US$58.019. Salah satu trader kripto Jelle menyebut Bitcoin masih mencoba mengubah struktur pasar untuk kembali menjadi bullish.
Menurutnya, level yang ada saat ini merupakan fase pertahanan namun perlu ada dorongan lebih keras untuk bisa melewati level US$65.000, yang sekaligus akan mengonfirmasi adanya perubahan struktur pasar.
“September adalah bulan di mana Bitcoin cenderung mengalami kesulitan. Rata-rata pengembaliannya adalah -4,5% dengan penurunan puncak yang jauh lebih tinggi,” tambahnya.
Meski demikian, dalam kacamatanya, kuartal IV/2024 akan menjadi lebih cerah, dengan menghasilkan pengembalian positif sebanyak 2 digit.
Bagaimana pendapat Anda tentang masuknya crypto whale saat harga Bitcoin sedang jatuh? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.