Token HONEY milik startup decentralized physical infrastructure network (DePin), Hivemapper, telah melesat 30% lebih dalam 24 jam terakhir. Kendati Bitcoin terjatuh ke level terendah 2 bulan di US$57.800, HONEY muncul sebagai salah satu top gainer di CoinGecko.
Reli impresif ini secara substansial terpengaruh oleh listing baru-baru ini di Kraken, salah satu crypto exchange terkemuka.
Ini Syarat agar Token HONEY Hivemapper Bisa Pertahankan Reli
Kraken mengumumkan rencana untuk listing token HONEY pada tanggal 2 Juli, dan perdagangan dimulai pada hari berikutnya. Perkembangan ini sepertinya telah menjadi katalis dari kenaikan tajam harga token ini.
Sebelumnya pada Kamis (4/7), HONEY menyentuh level US$0,0875, harga tertingginya sejak 13 Mei. Namun, menyusul raihan puncak ini, token kemudian terkoreksi 10% dan sekarang berkisar di US$0,0772. Adapun aksi koreksi ini kemungkinan berasal dari investor yang mencairkan profit di tengah reli harga yang cepat.
HONEY perlu ditutup di atas level resistance US$0,0832 untuk mempertahankan momentum naiknya. Selain itu, HONEY juga harus secara konsisten tetap bertengger di atas level support US$0,0722. Apabila gagal mempertahankan level-level ini, maka HONEY berisiko kehilangan profit yang tercapai baru-baru ini. Juga, ia berpotensi mengunjungi level harga sebelumnya.
Meskipun demikian, harga HONEY saat ini terhitung masih lebih dari 85% di bawah harga puncaknya pada bulan Januari.
Sebagai informasi, Hivemapper, yang mendukung token HONEY, mengoperasikan jaringan pemetaan terdesentralisasi atau decentralized mapping network yang menggunakan artificial intelligence (AI) serta data crowdsourced untuk membuat peta global. Platform ini berbeda dari layanan tradisional sebab menggunakan dashcam dan telemetri ponsel. Keunggulan ini pula yang memungkinkan decentralized application (dApp) pribadi dan perusahaan untuk mengakses data geolokasi terkini.
Laju Ekspansi Hivemapper Lampaui Google Maps
Tak kalah menarik, laju pengumpulan dan ekspansi data Hivemapper secara signifikan lebih cepat daripada layanan mapping tradisional seperti Google Maps. Tanggal 27 Juni, RedaksiNusa telah melaporkan bahwa basis data peta Hivemapper berkembang 4 hingga 5x kali lebih cepat daripada Google. Keunggulan ini sebagian besar berkat strategi mereka dalam memberikan insentif kepada kontributor.
Ariel Seidman, selaku co-founder Hivemapper, memuji strategi unik perusahaan dalam melibatkan kontributor untuk pertumbuhan jaringan. Sebagai contoh, seorang pengguna awal bernama Brad membeli 100 dashcam Hivemapper dan mendistribusikannya kepada pengemudi Uber dan Lyft, berbagi token HONEY yang ia peroleh dengan mereka. Alhasil, strategi ini secara signifikan memperluas jangkauan dan efektivitas jaringan.
“Jadi, hal itu sangat membantu pertumbuhan jaringan karena Brad mengidentifikasi jenis pengemudi yang tepat. Dia memiliki modal. Banyak pengemudi Uber mungkin tidak memiliki modal. Jadi, itu adalah salah satu contoh yang sangat cerdas,” tutur Seidman.
Meskipun meraih berbagai kesuksesan, tantangan tetap ada. Menurut laporan dari Franklin Templeton, kendati Hivemapper telah berhasil memetakan 21% jalan di dunia hanya dalam 31 bulan, proyek ini masih kesulitan dari segi permintaan. Pertumbuhan permintaannya belum sebanding dengan pasokan data pemetaan, yang dapat menyebabkan kelebihan pasokan token hingga berujung pada devaluasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang token DePin HONEY yang melesat 30%? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.