Hari ini (30/8), pasar kripto akan menghadapi kedaluwarsanya kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum senilai US$5,01 miliar (Rp77,5 triliun). Angka kedaluwarsa yang masif ini berpotensi memengaruhi manuver harga jangka pendek, terutama karena kedua aset ini baru saja mengalami crash.
Seiring dengan kedaluwarsa opsi Bitcoin bernilai US$3,67 miliar dan Ethereum bernilai US$1,36 miliar, para trader bersiap menghadapi potensi volatilitas.
Risiko Tinggi Kedaluwarsa Opsi Kripto: Apa yang Perlu Trader Pantau Hari Ini
Jumlah kedaluwarsa opsi hari ini tercatat naik signifikan ketimbang minggu lalu. Menurut data Deribit, kedaluwarsa opsi Bitcoin Jumat ini melibatkan 61.793 kontrak. Sementara minggu lalu, jumlahnya hanya 18.440 kontrak. Sama halnya, kedaluwarsa opsi Ethereum hari ini berjumlah 538.872 kontrak, naik pesat dari 141.410 kontrak pekan lalu.
Baca Juga: Penjelasan Perdagangan Opsi dan Cara Trading Crypto Options bagi Pemula
Opsi Bitcoin yang kedaluwarsa ini memiliki titik sakit maksimum di US$61.000 dan rasio put-to-call di 0,59. Ini mencerminkan sentimen bullish secara umum walaupun sempat terjadi crash harga aset baru-baru ini. Sebaliknya, opsi Ethereum memiliki titik sakit maksimum di US$2.800 serta rasio put-to-call 0,49, mencerminkan pandangan pasar yang serupa.
Adapun maximum pain point alias titik sakit maksimum adalah metrik penting yang seringkali menjadi panduan perilaku pasar. Ini mewakili level harga di mana sebagian besar opsi akan kedaluwarsa tanpa nilai. Selain itu, rasio put-to-call di bawah 1 untuk Bitcoin dan Ethereum menunjukkan optimisme di pasar. Maknanya, ada lebih banyak trader yang bertaruh pada reli harga.
Menurut analis Greeks.live, koreksi harga baru-baru ini beserta faktor eksternal, seperti pendapatan Nvidia, telah menyebabkan sedikit lonjakan dalam implied volatility (IV). Namun, mereka mencatat bahwa IV secara umum telah melandai seiring waktu, sehingga mencerminkan tren turun.
“Data opsi menunjukkan bahwa [realized volatility] RV telah turun dari puncak 100% pada 9 Agustus menjadi 40% saat ini, dengan level volatilitas aktual BTC yang turun drastis, yang juga menjadi faktor signifikan yang menyeret IV turun,” tambah para analis.
Lebih lanjut, barisan analis Greeks.live juga mengamati kenaikan posisi long dalam perdagangan opsi blok. Kondisi ini mengindikasikan bahwa beberapa trader berskala besar sedang mempersiapkan diri untuk menyambut reli harga di masa depan.
Data terbaru menguak temuan bahwa nilai perdagangan Bitcoin telah menukik 3,26% menjadi US$59.157 dari level US$61.150 pada 29 Agustus. Bernasib serupa, Ethereum tergelincir turun 2,55% dan saat ini diperdagangkan seharga US$2.525. Angka ini ambruk dari US$2.592 pada periode yang sama.
Baca Juga: 8 Aplikasi Crypto Futures Trading Terbaik 2024
Kedaluwarsa opsi kerap memantik fluktuasi harga jangka pendek, sehingga menciptakan ketidakpastian pasar. Namun, pasar biasanya akan kembali stabil tak berselang lama setelah trader menyesuaikan diri dengan lingkungan harga baru. Menimbang tingginya kedaluwarsa volume hari ini, maka kalangan trader dan investor dapat mengantisipasi skenario yang serupa, yang berpotensi memengaruhi tren pasar kripto ke depan.
Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.