Pada hari Selasa (22/10), exchange-traded fund (ETF) Bitcoin mencatat arus keluar bersih negatif perdana dalam tujuh hari terakhir. Hal ini terjadi di tengah turunnya aktivitas pasar secara stabil, yang mengkibatkan harga sang king coin terjatuh ke level terendah mingguan.
Saat publikasi, Bitcoin diperdagangkan di harga US$66.776, mencatatkan koreksi sebesar 2% dalam seminggu terakhir. Dengan sentimen bearish yang terus menguat, holder Bitcoin mungkin harus bersiap untuk potensi kerugian lebih lanjut.
ETF Bitcoin Catat Arus Keluar
Menurut data dari SosoValue, ETF Bitcoin spot mengalami arus keluar bersih sebesar US$79,09 juta pada hari Selasa. Ini secara efektif memutus rangkaian tujuh hari beruntun arus masuk yang mencapai lebih dari US$2 miliar.
Arus keluar negatif pada hari Selasa utamanya terjadi akibat arus keluar sebesar US$134 juta dari ARK 21Shares ETF Bitcoin. Sementara, produk ETF lainnya entah mencatatkan arus masuk atau tidak ada aktivitas sama sekali. Selain itu, penyedia ETF terbesar berdasarkan aset yang dikelola, iShares ETF Bitcoin (IBIT) dari BlackRock, mencatat arus masuk sebesar US$43 juta. Jumlahnya jauh menurun dari US$329 juta sehari sebelumnya.
Adapun surutnya permintaan institusional ini sebagian besar buntut dari dropnya harga Bitcoin belakangan ini. Dalam seminggu terakhir, nilai aset kripto ini sudah terkikis 2%, mencapai titik harga terendah tujuh hari pada waktu publikasi.
Di samping itu, temuan RedaksiNusa pada indikator momentum menguak terjadinya lonjakan bertahap dalam sentimen bearish terhadap si king coin. Sebagai contoh, temuan dari Moving Average Convergence/Divergence (MACD) mengungkap garis MACD (biru) berada di ambang melintasi ke bawah garis tren (oranye).
Indikator ini mengukur tren harga dan momentum suatu aset. Sekaligus, mendeteksi sinyal potensial untuk membeli atau menjual. Ketika berada dalam setelan seperti ini, indikator ini mengonfirmasi melambungnya tekanan jual di pasar. Adapun potensi crossover garis menunjukkan bahwa momentum harga aset sedang melemah, yang kemudian berisiko disusul oleh tren turun atau koreksi lebih lanjut.
Harga BTC Hanya Punya Dua Pilihan
Harga Bitcoin sedang bergerak menjangkau exponential moving average (EMA) 20 hari. Sebagai informasi, EMA 20 hari mengukur harga rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
Ketika harga suatu aset mendekati level ini, maknanya si aset sedang koreksi, tetapi bisa menemukan support di sekitar EMA 20 hari. Jika harga gagal bertahan di atas EMA 20 hari dan justru terpelanting ke bawahnya, ini secara signifikan bakal mendongkrak potensi tren reversal. Hal ini berarti bahwa sentimen bearish kian kuat dan potensi drop lebih lanjut bisa terjadi.
Untuk saat ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$66.776, hanya tipis di atas level resistance sebelumnya di US$64.543, yang baru-baru ini berubah menjadi support.
Jika sentimen bearish yang terus berkembang menyebabkan level support ini gagal diuji ulang, harga Bitcoin bisa turun menuju support utama berikutnya di US$61.686. Selain itu, bila para bear BTC berhasil menembus level ini, harganya bisa anjlok lebih jauh lagi hingga ke US$58.828.
Namun, jika sentimen pasar membaik dan momentum bullish kembali muncul, Bitcoin bisa melesat menuju US$68.612. Jika resistance ini berhasil tumbang, BTC berpotensi untuk kembali naik menuju rekor harga tertingginya sepanjang masa (ATH) di US$73.794.
Bagaimana pendapat Anda tentang arus keluar deras ETF Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.