Ethereum (ETH) terus mencatatkan penurunan selama beberapa bulan terakhir, dan para analis memiliki pandangan yang terbelah mengenai langkah harga berikutnya dari aset kripto ini.
Sebagian analis meramal drop harga lebih dalam, yang mungkin akan menyentuh US$1.200 sebelum akhir tahun. Sementara yang lain memprediksi adanya peluang breakout ke atas. Artikel ini mengulas argumen di balik kedua pandangan ini.
Ethereum Berpotensi Turun ke US$1.200 atau Malah Naik
Dalam unggahannya di X/Twitter, analis kripto sekaligus pengusaha Benjamin Cowen menjelaskan bahwa ETH saat ini bergerak dalam pola wedge yang terbentuk dari garis support dan resistance yang semakin menyempit. Pola serupa pernah terjadi pada tahun 2019 silam.
Hal yang membuatnya penting adalah harga ETH yang kembali terjatuh ke dalam pola wedge tepat sebelum Federal Reserve mengumumkan pemangkasan suku bunga pertamanya dalam lebih dari satu dekade. Setelah pemangkasan suku bunga terlaksana, ETH seketika tergelincir dari pola wedge tersebut, menyebabkan drop harga yang tajam. Sementara pasangan ETH/BTC menyentuh titik terendahnya alias titik bottom.
Jika 2024 mengikuti pola yang sama dengan 2019, maka ETH bukan mustahil bakal terjatuh kembali ke dalam pola wedge. Harganya berpotensi mengalami breakdown pasca pemotongan suku bunga pertama tahun ini. Jika skenario itu terjadi, harga ETH bisa terjun hingga ke area US$1.200.
“US$1.200 di bulan Desember adalah perkiraan saya. Pada tahun 2016 dan 2019, ETH/BTC mengalami penurunan, dan ETH/USD turun sekitar 70% ke risiko 0,300. Risiko 0,300 saat ini setara dengan US$1.208. Ini menurut saya adalah soft landing, dan kemungkinan akan naik lagi di paruh pertama 2025,” tulis Cowen.
Walaupun altcoin ini berkubang dalam lautan risiko turun, higher low pada pola wedge terkini menunjukkan bahwa ETH berada dalam posisi lebih stabil ketimbang tahun 2019. Maknanya, walaupun ETH berisiko drop dari pola tersebut untuk sementara waktu, tren turunnya mungkin tidak akan separah siklus sebelumnya.
Akan tetapi, analis kripto Michaël van de Poppe memiliki pandangan yang berseberangan. Menurutnya, altcoin ini akan bangkit setelah mengalami koreksi harga dalam beberapa bulan terakhir.
“Pola bullish divergence tetap valid, dan higher low telah terbentuk. Tren turun dalam beberapa bulan terakhir kemungkinan akan terpecah ke atas, memberikan sokongan signifikan untuk seluruh pasar,” tulis van de Poppe di X.
Prediksi Harga ETH: Koreksi 11% Masih Mengintai
Pada waktu publikasi, Ethereum diperdagangkan seharga US$2.360, sukses mempertahankan tren naik sejak 6 September dengan raihan reli 6%. Indikator momentum utama pada grafik harian memancarkan lonjakan konsisten dalam permintaan ETH.
Sebagai contoh, Chaikin Money Flow (CMF), yang mengukur arus likuiditas, menunjukkan kenaikan dan saat ini berada di atas garis nol. Artinya, ada peningkatan aksi beli yang tercatat di pasar.
Jika momentum beli ini terus berlanjut, ETH pun berpotensi mempertahankan tren naiknya dan selanjutnya mencoba menembus resistance US$2.535. Apabila usaha ini berhasil, target berikutnya bisa reli menuju rekor puncak 30 hari di angka US$2.867.
Di sisi lain, jika terjadi lonjakan aksi ambil untung, harga ETH bisa kembali longsor ke level terendah 5 Agustus di US$2.112. Ini akan menjadi raihan drop sebesar 11% dari level harga saat ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang nasib harga Ethereum (ETH) di tahun 2024? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.