Harga Ethereum (ETH) baru saja menembus level harga US$2.500 untuk pertama kalinya sejak 1 Oktober. Namun, meskipun optimisme pasar meningkat, pergerakan naik ini mungkin tidak semulus yang terlihat.
Dalam analisis ini, RedaksiNusa menyoroti beberapa metrik on-chain yang menunjukkan bahwa sebagian besar dari kenaikan ETH dapat terhambat.
Ethereum Belum Bebas dari Masalah
Kenaikan harga Ethereum mewakili lonjakan 6% dalam 30 hari terakhir. Dalam 24 jam terakhir, volume perdagangan aset kripto ini sudah merangkak naik 90%. Raihan ini melukiskan minat investor yang meningkat pada Ethereum.
Namun, data dari IntoTheBlock menguak bahwa Coins Holding Time Ethereum telah melandai sebesar 56% dalam tujuh hari terakhir. Coins Holding Time sendiri mencerminkan lamanya waktu investor menyimpan aset tanpa menjualnya.
Biasanya, waktu penyimpanan yang lebih lama berkorelasi dengan peluang kenaikan harga yang lebih tinggi. Sementara waktu penyimpanan yang lebih singkat seringkali menandakan potensi koreksi harga. Dalam kasus Ethereum sendiri, melandainya waktu penyimpanan baru-baru ini menjadi indikasi bahwa, walau terjadi reli harga baru-baru ini, holder ETH masih melakukan aksi jual.
Jika hal ini berlanjut, harga altcoin ini berisiko turun dalam jangka pendek. Rasio Network Value to Transaction (NVT) adalah metrik lain yang turut menyokong peluang turun. Rasio NVT yang tinggi artinya kapitalisasi pasar lebih tinggi daripada nilai yang diperdagangkan di jaringan.
Sebaliknya, rasio NVT yang rendah maknanya volume transaksi melampaui pertumbuhan kapitalisasi pasar. Poin pertama adalah sinyal bearish, sedangkan yang kedua adalah sinyal bullish.
Menurut Glassnode, rasio NVT Ethereum telah melesat dalam beberapa hari terakhir. Dengan kata lain, harga ETH mungkin sudah overvalued relatif terhadap kondisi pasar saat ini.
Risiko Harga ETH Turun ke Bawah US$2.400
Meninjau grafik harian ETH/USD, Average True Range (ATR) tetap bergerak mendatar. Nilai ATR yang rendah mengindikasikan volatilitas yang rendah serta kemungkinan reversal ataupun berlanjutnya konsolidasi.
Sementara ATR yang tinggi menunjukkan volatilitas yang meningkat serta potensi harga untuk terus naik. Karena indikatornya sekarang bergerak sideways, sepertinya harga ETH bisa turun ke US$2.345. Namun, hal ini hanya akan terjadi jika tekanan beli berkurang dan komplotan bear mengambil alih arah altcoin ini.
Harga Ethereum juga berpotensi naik lebih tinggi jika bull berhasil mengendalikan pasar dan tidak membiarkan bear menguasai situasi. Dalam skenario tersebut, harga sang raja altcoin bisa mengawali reli melampaui angka US$2.600, bahkan mungkin mencapai US$2.983.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Ethereum (ETH) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.