Game dan Remitansi Jadi Katalis dalam Adopsi Kripto di ASEAN



Adopsi kripto di wilayah Asia Tenggara (ASEAN) dipercaya bakal sangat dipengaruhi oleh sektor gaming dan juga remitansi. Tingginya jumlah pengguna di kedua sektor tersebut akan menjadi katalis positif bagi pemanfaatan teknologi aset virtual ke depannya.

Chief Marketing Officer (CMO) Pintu, Timothius Martin (Timo), mengatakan dua sektor tersebut memiliki use case kripto yang bisa dikembangkan. Dalam remitansi, misalnya, data Bank Dunia menunjukkan arus remitansi di wilayah Asia sangat tinggi. Wilayah Asia Selatan, misalnya, mencatat arus remitansi sebesar US$186 miliar.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan 5,2% secara tahunan. Sementara untuk area Asia Timur dan Pasifik (kecuali Cina), arus remitansi tumbuh 4,8% menjadi US$85 miliar dengan biaya pengiriman rerata US$200. Di Indonesia, tahun lalu, nilai remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tercatat Bank Indonesia (BI) mencapai angka US$14,22 miliar (sekitar Rp220,89 triliun).

“Terdapat antusiasme dan minat yang besar untuk belajar tentang pasar kripto di ASEAN yang memiliki banyak keunikan dan uase case kripto yang dapat dikembangkan, seperti remitansi kripto dan industri game,” jelas Timo dalam keterangan resmi.

Beberapa pihak menilai hadirnya teknologi kripto mampu mengikis tingginya biaya yang ditawarkan oleh perusahaan keuangan tradisional untuk remitansi. Sehingga, banyak pengguna yang akhirnya melakukan migrasi layanan, seperti yang terjadi di Venezuela.

Laporan Bloomberg mengungkapkan, pada tahun lalu lebih dari US$461 juta dana dikirimkan melalui teknologi kripto. Cepatnya proses pengiriman yang dibarengi dengan rendahnya biaya menjadi daya tarik utama bagi warga sekitar untuk menggunakan layanan tersebut.

Baca Juga: Stepn Siap Debut Aplikasi Stepn Go & Go Gaming Token (GGT) di Q3 2024

Terdapat 100 Juta Gamer di Indonesia

Untuk sektor gaming, potensi pengembangannya juga tidak kalah menarik. Menurut Timo, di Indonesia terdapat lebih dari 100 juta gamer, dan sektor tersebut selama ini menjadi salah satu ruang yang kerap bersinggungan dengan aset kripto.

Munculnya game berbasis blockchain seperti Hamster Kombat dan lainnya merupakan bukti bahwa sektor tersebut sangat potensial dalam memanfaatkan teknologi aset digital guna memberikan pengalaman bermain yang unik.

“Pasar kripto Indonesia bisa menjadi crypto hub di Asia Tenggara dan mampu membentuk tren global dunia kripto saat ini dan masa depan,” tutur Timo.

Ia juga menyoroti tingginya jumlah investor dan nilai transaksi yang lahir dari sektor kripto Indonesia. Menurutnya, dari negeri ini saja, lebih dari 20 juta orang sudah berinvestasi kripto dengan nilai transaksi dalam enam bulan terakhir mencapai US$20 juta.

“Kerangka regulasi yang jelas dari Bappebti, hingga dukungan infrastruktur dari berbagai mitra termasuk bank-bank besar menjadikan industri kripto dalam negeri dapat tumbuh dengan baik. Saya meyakini, adopsi kripto yang sekarang baru mencapai 7% dari total jumlah populasi ini akan terus tumbuh karena potensinya masih sangat besar,” pungkasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang potensi sektor gaming dan remitansi untuk industri kripto Indonesia ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto.

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *