Salah satu pejabat pemerintah Iran bersikap tegas terhadap kehadiran salah satu game bergenre play-to-earn (P2E), Hamster Kombat. Menurutnya, permainan tersebut merupakan bentuk soft war negara Barat untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari Teokrasi Iran.
Adalah Wakil Kepala Militer Iran, Habibollah Sayyari, yang mengungkapkan hal tersebut. Dalam pandangannya, Hamster Kombat sengaja diglorifikasi oleh “musuh” untuk membuat rakyatnya gagal memilih kandidat terbaik saat pemilihan presiden yang akan digelar pada 28 Juni mendatang.
Perhelatan tersebut menjadi penting karena akan menentukan nasib Iran ke depannya pasca ditinggal secara mendadak oleh presiden sebelumnya, Ebrahim Raisi, akibat kecelakaan helikopter. Saat dinakhodai oleh Raisi, Iran memang sudah terlihat berseberangan dengan negara-negara Barat dan memilih untuk menjalin aliansi dengan Rusia dalam pengembangan BRICS, mata uang tunggal sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni dolar AS.
Laporan The Independent menyebutkan, pandangan yang sama juga disuarakan oleh para pakar garis keras di Iran. Harian Jamejam yang diterbitkan oleh televisi pemerintah Iran juga sudah mengeluarkan peringatan atas meningkatnya minat terhadap permainan Hamster Kombat.
Disebutkan bahwa permainan itu membuat banyak orang bermimpi untuk menjadi kaya secara instan tanpa berusaha. Kelompok masyarakat yang menggeluti permainan tersebut juga cukup beragam, mulai dari pekerja kasar hingga mahasiswa.
Pengembang Hamster Kombat Mengaku Tidak Menawarkan Aset Kripto
Dalam sebuah email, seseorang yang mengaku sebagai pengembang game Hamster Kombat mengatakan bahwa pihaknya tidak menawarkan aset kripto apa pun dalam game tersebut.
Mereka mengeklaim hanya mendidik penggunanya untuk memahami kripto lewat mekanisme permainan. Terlepas dari hal itu, beberapa pihak menganggap beralihnya perhatian warga Iran ke Hamster Kombat dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan akan keuangan.
Sejak diberlakukannya embargo ekonomi oleh negara Barat, nilai tukar mata uang Iran, Rial, terus merosot hingga mencapai 32.000 rial per US$1. Bahkan pada tanggal 24 Juni kemarin, nilainya mendekati 580.000 rial untuk setiap US$1.
Sehingga bisa dipahami jika banyak warga Iran yang mulai mendekati aset kripto dan mengadopsinya sebagai bentuk lindung nilai terhadap kekayaannya. Hal itu tetap dilakukan meskipun salah satu ulama Syiah Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, menyebut bahwa aset kripto merupakan sumber dari banyak pelanggaran dan dirinya melarang penggunaan aplikasi Hamster Kombat maupun aplikasi lainnya yang melibatkan Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.