General Motors PHK lebih dari 1.000 karyawan divisi perangkat lunak


New York (Redaksi Nusa) – General Motors (GM) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 1.000 karyawan divisi perangkat lunak (software) dan layanan mereka di seluruh dunia, membalikkan sebagian perekrutan besar-besarannya dalam beberapa tahun terakhir, papar laporan The Wall Street Journal (WSJ) pada Senin (19/8) mengutip seorang narasumber yang mengetahui hal tersebut.

PHK ini mencakup sekitar 600 orang yang berbasis di sekitar kantor pusat perusahaan tersebut di Detroit, sementara angka total PHK tidak diketahui, menurut laporan itu.

GM mempekerjakan ribuan pegawai bergaji tetap (salaried worker) di bidang perangkat lunak dan bidang teknologi lainnya dalam beberapa tahun terakhir. Kini, produsen-produsen mobil konvensional mulai melirik opsi untuk mengembangkan kendaraan yang lebih pintar yang dapat diperbarui layaknya smartphone, kata laporan tersebut.

“PHK ini terjadi sekitar dua bulan setelah GM menunjuk dua mantan eksekutif Apple untuk memimpin divisi yang berfokus pada aspek digital dari bisnisnya, seperti kendaraan terhubung (connected vehicle), infotainment, dan sistem asistensi pengemudi canggih (advanced driver-assistance system/ADAS),” sebut laporan WSJ.

Pada Juni, GM mempromosikan dua mantan eksekutif Apple, Baris Cetinok dan Dave Richardson, untuk menjalankan bisnis perangkat lunak dan layanannya. Keduanya direkrut tahun lalu di bawah arahan Mike Abbott, mantan eksekutif Apple lainnya yang mengundurkan diri sebagai kepala perangkat lunak GM pada Maret lalu karena alasan kesehatan.

PHK ini terjadi setelah Cetinok dan Richardson melakukan tinjauan ulang terhadap divisi perangkat lunak produsen mobil tersebut dan memutuskan untuk merampingkan operasionalnya, demikian menurut seorang narasumber yang mengetahui hal tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, GM dan para produsen mobil konvensional lainnya berlomba-lomba untuk mengejar ketertinggalan mereka dari para pesaing seperti Tesla dan perusahaan rintisan kendaraan listrik yang berbasis di China dengan mengembangkan perangkat lunak yang dapat menambah fitur atau menyempurnakan pengoperasian kendaraan melalui pembaruan nirkabel, ungkap laporan itu.

Perusahaan-perusahaan otomotif sedang mengejar pertumbuhan pendapatan dengan membujuk para pemilik mobil mendaftarkan diri untuk pembaruan dan layanan kendaraan, seperti hands-free driving (mengemudi tanpa mengharuskan tangan berada di kemudi) serta fitur-fitur lain yang mengotomatisasi beberapa fungsi pada situasi tertentu, tambah laporan WSJ. 

 

Pewarta:
Editor: Ade irma Junida
Copyright © Redaksi Nusa 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *