Harga Bitcoin Tembus US$66.000, Ini Target Harga Berikutnya



Mengawali pekan kedua di bulan Oktober, pasar kripto bergerak dengan positif. Pada perdagangan pagi tadi, harga jawara kripto, Bitcoin (BTC) sempat menembus level US$66.000 dan menyentuh US$66.400. Merespons hal itu, beberapa pihak menganggap bahwa tren bullish BTC sudah mulai terlihat lantaran aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu sudah mencatatkan kenaikan sekitar 6% dalam sepekan terakhir.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, selama 7 bulan terakhir, reli harga Bitcoin seringkali terbatas di titik resistance atas, khususnya pada kisaran US$65.000 – US$66.000. Setelah itu, harga Bitcoin bakal kembali turun ke bawah US$60.000.

Nah dalam analisisnya, saat ini Bitcoin di perdagangkan pada kisaran US$65.850, jika BTC bisa bertahan di atas support US$64.000 maka, mata uang kripto tersebut bisa melanjutkan kenaikan ke US$68.000.

“Sementara, jika turun di bawah support, maka BTC berpotensi melakukan retest terlebih dulu ke resistance trendline di sekitar MA-20 pada level US$63.000,” jelas Panji melalui keterangan resmi.

Menurutnya, apresiasi harga Bitcoin di pekan terakhir sedikit banyak dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan juga ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan.

Peluang Kemenangan Donald Trump Jadi Narasi Terkuat di Ruang Bitcoin

Selain itu, meskipun terjadi arus keluar modal sebesar US$300 juta dari ETF Bitcoin spot di AS pada akhir September hingga awal Oktober kemarin, perdagangan produk anyar tersebut tetap berhasil mencatatkan US$308 juta pekan lalu.

Hal itu menunjukkan bahwa minat investor terhadap Bitcoin, masih sangat positif, bahkan mampu menutupi aliran negatif yang terjadi pada pekan pertama Oktober.

Dalam kacamata Panji, salah satu narasi yang mendukung kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini adalah meningkatnya peluang Donald Trump dalam pemilihan presiden AS. Situasi itu terlihat dari meningkatnya popularitas peluang kemenangan di Polymarket yang mencapai 55%. Hal ini mengingatkan kembali pada situasi serupa di bulan Juli ketika harga Bitcoin sempat menyentuh US$70.000.

Selain itu, saham MicroStrategy, entitas yang dikenal menganut strategi jangka panjang untuk Bitcoin, juga mencatatkan titik tertinggi baru untuk tahun ini yang memperkuat sentimen bullish di pasar.

“Kenaikan BTC di Oktober sering dikaitkan dengan istilah ‘Uptober’, yang merujuk pada kecenderungan Oktober sebagai bulan bullish bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan. Biasanya, Oktober ditutup dengan kenaikan, meski tidak jarang bulan ini dimulai dengan koreksi. Di tahun 2023, Bitcoin sempat turun 7% di paruh pertama Oktober sebelum reli 30% hingga akhir bulan. Momentum historis ini juga menjadi salah satu katalis penting yang bisa mendukung pergerakan bullish Bitcoin di sisa bulan ini,” pungkas Panji.

Bagaimana pendapat Anda tentang target harga Bitcoin (BTC) berikutnya ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hedril News Companny