loading…
Pengamanan di sekitar hotel tempat menginap Timnas Indonesia sudah diperketat / Foto: Istimewa
Timnas Indonesia akan menghadapi dua pertandingan penting dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Skuad Garuda akan bersua dengan Irak (6/6/2024), dan Filipina (11/6/2024) mendatang.
Mengingat krusialnya dua pertandingan itu, PSSI memperketat pengamanan tempat menginap pasukan Shin Tae-yong. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga mengungkapkan, pengamanan ini diperketat lewat kerjasama dengan pihak kepolisian.
“Kita pengamanan sudah kita buat SOP. Karena ini di hotel, pengamanan yang dilakukan, bisa dicek saja, sangat ketat. Jadi kita kerjasama dengan pengamanan di (pihak) hotel dan kepolisian,” kata Arya dalam keterangan persnya, Selasa (28/5/2024).
Sebelumnya, ada beberapa pemain yang kedapatan bertemu dengan penggemar meski seharusnya dibatasi. Beberapa pemain itu dihampiri penggemar saat tiba di Bandar Udara (Bandara) untuk sekadar berfoto bersama.
Hal ini sempat memancing amarah netizen lantaran dikhawatirkan kondisi para pemain bisa terganggu. Perihal itu, Arya mengatakan pengamanan di Bandara memang tidak seketat di hotel. Dia menyatakan, hal ini tidak perlu menjadi masalah yang dibesar-besarkan.
“Sementara untuk di Bandara, sampai saat ini kita lihat belum menjadi concern karena fans yang mengejar pemain bisa dikatakan hanya dua sampai lima orang, kan itu sudah biasalah. Tapi kalau sampai puluhan orang seperti artis K-Pop itu yah, bahkan ratusan, kalau itu sih sudah berbeda ya. Ini engga, baru dua sampai lima orang, kalau gitu kan kita juga jangan terlalu paranoid terhadap itu,” jelas Arya.
“Hari ini kita lihat masih dua sampai lima orang ya, itu biasalah. Dimanapun pemain akan seperti itu, dua sampai lima orang kan standar ya. Artinya ketemu di jalan itu biasa,” sambungnya.
Arya mengingatkan kepada suporter lain untuk tidak berlaku diskriminatif terhadap penggemar perempuan. Dia menegaskan, penggemar wanita juga berhak mendapatkan tempat sebagai suporter tim sepak bola.
“Kemudian juga kita berharap suporter atau netizen tolong jangan diskriminatif terhadap perempuan juga dengan mengatakan hal-hal yang tidak benar mengenai fans perempuan Indonesia. Itu merupakan penghinaan gender juga itu. Jadi, netizen harus mulai belajar untuk menghargai nilai-nilai di sepak bola yang menjunjung tinggi unity, jangan rasis, dan diskriminatif gender, itu musuh utama sepak bola dunia. Sebagai suporter bola, tolong jangan melakukan hal-hal seperti itu,” imbuhnya.
(yov)