Jelang Rilis Data CPI, Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh US$66.000



Meski sempat dibayangi oleh tekanan dari sisi geopolitik di pekan lalu, pergerakan Bitcoin (BTC) berhasil mengalami rebound, dari level support di kisaran US$60.000 pada akhir pekan lalu, menjadi resistance US$64.000 di Senin kemarin. Melihat dinamika tersebut, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha memprediksi bahwa harga Bitcoin bakal mampu menyentuh level selanjutnya di kisaran US$66.000.

Namun sebelum mencapai titik tersebut, secara teknikal Bitcoin berpotensi mengalami pelemahan terlebih dulu ke MA-100 di sekitar US$61.000, sebelum kembali naik ke resistance US$64.000.

“Target selanjutnya Bitcoin adalah ke US$66.000,”jelasnya melalui keterangan resmi.

Pergerakan tersebut akan didorong oleh beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS). Menurut Panji, pada pekan ini kalender ekonomi AS dapat menjadi katalis bagi pergerakan Bitcoin. Dimana The Fed selaku otoritas moneter tertinggi disana akan merilis risalah pertemuan September, yang akan memberikan wawasan tentang kebijakan yang akan ditempuh berikutnya.

Selain itu, pada Kamis, laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) periode September juga bakal dirilis. Jika data menunjukkan kenaikan secara signifikan, akan memicu spekulasi pasar terkait kenaikan suku bunga.

CPI September diperkirakan bakal turun menjadi 2,30% secara tahunan. Mencerminkan posisi yang lebih rendah dari periode sebelumnya di angka 2,5%. Sementara Core CPI, indikator yang tidak termasuk makanan dan juga energi, diprediksi bakal turun menjadi 3,11%.

Kondisi itu dikatakan Panji menunjukkan harapan akan turunnya inflasi, sehingga bisa memengaruhi kebijakan moneter di masa mendatang.

Pidato The Fed Akan Memengaruhi Harga Bitcoin

Pada perdagangan hari ini, harga Bitcoin berada di kisaran US$62.315. Artinya butuh peningkatan sekitar 2,7% lagi dari harga saat ini untuk BTC bisa menembus target harga berikutnya.

“Pidato The Fed yang dipengaruhi oleh data inflasi sangat penting bagi Bitcoin. Penurunan suku bunga di bulan September menguntungkan pasar kripto. Jika inflasi di minggu ini lemah, maka kemungkinan penurunan suku bunga lanjutan bisa menguat, yang pada akhirnya bakal mendukung harga Bitcoin,” tambah Panji.

Tetapi jika data ketenagakerjaan menguat, akan meningkatkan argumen bagi regulator untuk tetap mempertahankan suku bunganya.

Oleh karena itu, pekan ini akan menjadi momentum krusial bagi Bitcoin. Investor diminta untuk waspada terhadap faktor yang memengaruhi pasar. Mengingat faktor sosial dan geopolitik juga akan berperan penting dalam arah pasar ke depan.

Bagaimana pendapat Anda tentang pergerakan Bitcoin yang diprediksi mampu mencapai US$66.000 jelang rilis data CPI AS ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *