Jumlah Kripto ke Distributor Narkoba Cina Meningkat



Hubungan antara peredaran obat terlarang dengan aset digital rupanya masih berjalan erat. Penelitian yang dilakukan oleh firma intelijen blockchain, TRM Labs mengungkap, pemanfaatan mata uang kripto untuk membeli bahan dasar pembuatan narkoba di Cina mengalami peningkatan.

Prekursor, bahan baku yang biasa digunakan untuk pembuatan narkotika dan psikotropika asal Cina, selama ini dijual secara sembunyi-sembunyi oleh distributor yang berasal dari Negeri Panda. Laporan TRM Labs menyebutkan, produsen prekursor disana telah menerima lebih dari US$26 juta dalam bentuk kripto di tahun 2023.

Jumlah tersebut sudah meningkat 600% dibanding tahun 2022. Sementara dalam 4 bulan pertama di tahun ini, angkanya sudah meningkat ganda dari periode yang sama tahun lalu.

Meskipun harus diakui, bahwa pembayaran berbasis fiat masih mendominasi pola transaksi barang gelap tersebut, namun terus bertambahnya penggunaan kripto sebagai media transaksi, memperlihatkan adanya potensi pergeseran skema pembayaran.

“60% pembayaran menggunakan kripto datang dari blockchain Bitcoin (BTC), diikuti oleh 30% TRON and 6% Ethereum (ETH),” jelas laporan.

Dalam laporan sebelumnya, TRM mengungkap, dari 120 produsen prekursor asal Cina yang tersebar di 26 kota dan 16 provinsi, 97% diantaranya menerima aset kripto sebagai opsi pembayaran.

Kartel Sinaloa Aktif Gunakan Kripto

Salah satu kelompok yang disebut aktif menggunakan kripto adalah kartel Sinaloa. Temuan TRM Labs menyebut, jaringan tersebut memanfaatkan mata uang digital untuk melunasi utangnya ke pemasok, dan membeli bahan baku dari Cina.

Penggunaan kripto sengaja didorong untuk mengaburkan arus dana dari penyelidikan penegak hukum. Sifat kripto yang anonim dan juga cepat dalam hal transaksi sepertinya dimanfaatkan betul oleh pelaku, untuk menjalankan operasionalnya.

“Terdapat 20 produsen prekursor asal Cina yang diidentifikasi memiliki hubungan langsung dengan pemasok online dan juga pasar darknet di Rusia dan barat,” tambah laporan.

Perusahaan analitik blockchain lainnya, Chainalysis pernah mengungkap hal yang sama. Dalam penelitiannya, perusahaan menyebut setidaknya sekitar US$250 juta dalam bentuk kripto mengalir ke toko bahan kimia di Cina.

Jumlah tersebut merupakan akumulasi yang berlangsung sejak Juli 2015 sampai dengan Februari 2024.

“Ada ribuan alamat yang berhasil diidentifikasi. Alamat tersebut diduga terkait dengan toko prekursor bahan kimia Cina. Besar kemungkinan, arus dana yang masuk ditujukan untuk pembelian bahan dasar narkotika, seperti fentanyl dan prekursor MDMA,” tulis laporan.

Bagaimana pendapat Anda tentang temuan TRM Labs terkait aliran dana kripto ke distributor asal Cina ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hedril News Companny