Khawatir Akan Inflasi dan Utang AS, Miliarder Ini Incar Bitcoin


Paul Tudor, seorang investor miliarder dan “wizard trading,” mengatakan bahwa ia sedang menimbang untuk menambahkan Bitcoin (BTC) ke dalam portofolio investasinya. Keputusan itu muncul di tengah kekhawatiran terkait masalah utang dan defisit pemerintah Amerika Serikat (AS).

Menariknya, perubahan paradigma itu juga mencuat ketika publik tengah menghitung mundur pemilihan umum AS, yang akan menentukan apakah Donald Trump atau Kamala Harris yang menjadi Presiden AS ke-47.

Paul Tudor Jones Lirik Bitcoin sebagai Lindung Nilai

Investor veteran Wall Street ini mengatakan bahwa permasalahan utang dan defisit pemerintah AS tidak akan hilang, terlepas siapa yang menang dalam pemilihan November. Menurutnya, “semua jalan menuju ke inflasi,” bahkan setelah pemilihan.

Dalam wawancara dengan CNBC pada Selasa, Tudor mengatakan portofolionya bisa mencakup Bitcoin, komoditas, dan saham teknologi. Namun, ia “menolak” obligasi.

Dalam pengumuman terbaru, Federal Reserve Bank of New York mengindikasikan bahwa ekspektasi inflasi rata-rata konsumen AS dalam 12 bulan ke depan adalah sekitar 3%. Hal itu bertentangan dengan target inflasi Federal Reserve (Fed) sebesar 2% per tahun.

Menurutnya, meningkatnya belanja pemerintah AS dan pemotongan pajak yang akan datang membuat target inflasi Fed sulit tercapai. Berdasarkan kondisi tersebut, ia memperingatkan bahwa AS berada di jalur defisit kecuali jika pemerintah mampu memperbaiki belanjanya.

Selain itu, Tudor juga menyoroti soal utang nasional yang sudah meningkat hingga 100% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang menunjukkan peningkatan 60% dalam 25 tahun.

Dengan latar belakang ini, miliarder tersebut mengatakan, siapa pun presiden AS berikutnya harus menghadapi masalah ini. Namun, janji politik yang diutarakan oleh Donald Trump maupun Kamala Harris, cenderung memperburuk keadaan. Terutama, komitmen masing-masing kandidat yang berfokus pada peningkatan pengeluaran dan pemotongan pajak.

Pernyataan Jones sejalan dengan perkiraan Kantor Anggaran Kongres AS (CBO), yang menyebut bahwa defisit federal pada tahun fiskal 2024 akan mencapai US$1,9 triliun.

Meski demikian, kondisi itu bisa dihindari melalui inflasi dan juga pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar pemerintah mendorong kebijakan ekspansif untuk menjaga suku bunga nominal di bawah inflasi.

Untuk dipahami, Paul Tudor bukanlah orang baru di dalam ruang Bitcoin. Ia mulai mempromosikan BTC empat tahun yang lalu dan pada tahun 2020, menyimpan sekitar 2% dari asetnya dalam bentuk Bitcoin. Selain itu, ia juga sempat mengatakan bahwa Bitcoin merupakan diversifikasi portofolio yang baik.

Masuknya Arus Modal ke ETF Bitcoin Sebelum Pemilu AS

Menurut analis JPMorgan, permintaan terhadap Bitcoin bakal meningkatkan momentumnya. Hal ini terjadi dalam konteks ekonomi yang tidak stabil, dan diperburuk oleh ketegangan geopolitik. Bitcoin dianggap sebagai lindung nilai (hedging), seperti layaknya emas.

Demikian pula, arus masuk modal besar-besaran ke ETF Bitcoin (exchange-traded funds) pada bulan September dan Oktober mengikuti arus keluar pada bulan Agustus. Hal tersebut menunjukkan bahwa investor ritel dan institusional sudah menganggap Bitcoin sebagai lindung nilai.

Seperti dilaporkan RedaksiNusa, mengutip peneliti CoinShares, pemilihan umum AS kini dipercaya sebagai mesin pendorong utama yang mengalihkan fokus dari ekonomi. Narasi pemilihan terus mendorong arus masuk kripto. Dengan semakin dekatnya gelaran kontestasi politik itu, narasi seputar kripto sebagai topik politik bisa mendapatkan momentum lebih lanjut.

Pertumbuhan minat ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi produk investasi aset digital. Karena kripto menjadi fokus utama dalam lanskap pemilih yang semakin luas. Sorotan politik terhadap kripto, bersama dengan faktor pasar, memposisikan aset digital untuk pertumbuhan potensial. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya keterlibatan investor menjelang November.

Donald Trump vs. Kamala Harris | Sumber: Polymarket

Menurut data Polymarket, Donald Trump terus memperlebar keunggulannya melawan Kamala Harris. Ia memiliki peluang menang 63,7% berbanding 36,2% dari Kamala Harris.

Bagaimana pendapat Anda tentang strategi miliarder Paul Tudor Jones yang menimbang untuk memasukkan Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *