Loopring Alami Peretasan, US$5 Juta Raib Digondol Hacker


Loopring, protokol berbasis ZK-rollup yang dibangun di atas Ethereum, baru saja mengalami peretasan. Dalam utas X (sebelumnya Twitter), perusahaan mengaku beberapa smart wallet menjadi sasaran serangan, di mana pelaku melakukan eksploitasi terhadap layanan two-factor authentication (2FA).

Meskipun tidak dijelaskan berapa besar dana yang berhasil dicuri, data blockchain mengungkapkan bahwa setidaknya sekitar US$5,004 juta atau sekitar 3.674,14 Ether (ETH) berhasil digondol oleh pelaku dari smart wallet tersebut.

Pernyataan Loopring | Sumber: X

“Beberapa jam yang lalu, sejumlah smart wallet Loopring menjadi sasaran pelanggaran keamanan. Serangan tersebut mengeksploitasi wallet yang hanya memiliki satu wali, khususnya wali resmi Loopring,” beber perusahaan.

Hal itu bisa terjadi karena aktor jahat tersebut berhasil menyamar menjadi pemilik wallet dan memulai proses pemulihan. Pelaku juga mengatur ulang kepemilikan dan langsung menarik aset yang ada di wallet.

Menangapi insiden tersebut, perusahaan langsung secara aktif melakukan penyelidikan dengan pakar keamanan Mist untuk mendapatkan pencerahan bagaimana peretas bisa melakukan penyusupan terhadap layanan 2FA.

Token Loopring Anjlok

Merespons hal itu, native token Loopring (LRC) langsung amblas. Data CoinGecko memperlihatkan dalam 24 jam terakhir, token LRC sudah tertekan 3,8% menjadi US$0,2207.

Perusahaan juga menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab atas insiden tersebut dan membuka diri terhadap klaim pengguna yang mengalami dampak peristiwa tersebut.

“Kami telah membuka klaim kompensasi kepada mereka yang terkena dampak,” tambah Loopring.

Demi mencegah meluasnya kerugian, tim Loopring disebut telah menghentikan sementara operasional Guardian dan juga 2FA. Selain itu, perusahaan juga menggandeng penegak hukum serta tim keamanan profesional untuk memburu pelaku.

Insiden terbaru yang dialami Loopring akan menambah panjang deret kejahatan maya yang terjadi di ruang kripto. Pada April lalu, jumlah peretasan sebenarnya mulai memperlihatkan penurunan hingga lebih dari 65%.

Laporan dari SlowMist menyebutkan, total kerugian akibat pelanggaran keamanan di industri aset digital di periode tersebut mencapai US$71,39 juta. Insiden terparah dialami oleh crypto whale yang kehilangan 1.155 WBTC yang bernilai US$70 juta.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hedril News Companny