Menurut data dari RWA.xyz, pasar treasury yang ditokenisasi alias tokenized treasury baru-baru ini mencapai tonggak bersejarah. Kapitalisasi pasarnya tembus angka US$2 miliar hanya dalam kurun waktu lima bulan.
Seiring dengan evolusi pasar ini, pertanyaan yang menggantung adalah: Apa yang menanti di masa depan bagi industri tokenized treasury?
Pemain Kunci di Balik Ledakan Tokenized Treasury
Lonjakan terbaru di sektor tokenized treasury dipicu oleh performa cemerlang sejumlah pemain kunci. Misalnya, per 25 Agustus, BlackRock USD Institutional Digital Liquidity Fund (BUIDL) memimpin pasar dengan kapitalisasi sebesar US$502,67 juta.
Tak jauh di belakang BUIDL, ada dua produk utama lainnya—Franklin OnChain US Government Money Fund (FOBXX) milik Franklin Templeton dan Ondo US Dollar Yield (USDY) dari Ondo Finance. FOBXX berhasil mengantongi kapitalisasi pasar sebesar US$425,46 juta; USDY mencapai US$364,04 juta. Selain itu, produk signifikan lainnya di pasar termasuk US Treasury Yield (USYC) dari Hashnote dan Ondo Short-Term US Government Bond Fund (OUSG) dari Ondo Finance, yang juga memberikan kontribusi besar untuk pangsa pasar yang tersisa.
Baca Juga: Mengenal Real World Asset (RWA): Tokenisasi Aset Dunia Nyata
Tokenized treasury, yang merupakan versi digital dari sekuritas Treasury AS tradisional, memungkinkan investor memperdagangkannya dengan mulus di blockchain publik seperti Ethereum, Solana, dan Stellar. Inovasi ini tidak hanya memperluas akses bagi investor individu dan institusional, tetapi juga membuka pintu bagi partisipan internasional yang sebelumnya tidak memiliki akses langsung ke pasar Treasury AS.
Menembus Angka US$2 Miliar: Apa yang Menanti di Depan?
Para pakar industri yakin bahwa lintasan pertumbuhan tokenized treasury masih jauh dari kata selesai. Potensi besar pasar ini ditegaskan oleh ukuran masif dari pasar sekuritas Treasury AS yang lebih luas, nilainya US$27 triliun per Mei 2024, menurut data Statista. Dengan menyadari fakta bahwa sebagian besar aset belum ditokenisasi, maka peluang untuk ekspansi lebih lanjut pun masih sangat besar.
Analis dari 21.co, Tom Wan, memproyeksikan pasar ini mampu menyentuh US$3 miliar pada tahun ini. Minat yang meningkat dari decentralized autonomous organization (DAO) serta proyek decentralized finance (DeFi) diperkirakan akan menjadi katalis utama pertumbuhan ini. Entitas-entitas ini bertekad untuk mengintegrasikan Treasury AS yang ditokenisasi ke dalam portofolio mereka. Tujuannya tak lain guna meraup imbal hasil yang stabil serta bebas risiko sembari tetap berada di ekosistem blockchain.
Eugene Ng, Co-founder OpenEden, memperkuat proyeksi ini. Ia menekankan adanya lonjakan permintaan untuk investasi yang aman dan berimbal hasil tinggi di tengah lanskap ekonomi saat ini.
“Di lanskap suku bunga yang tinggi, permintaan akan aset yang aman dengan imbal hasil tinggi sangat besar. Treasury yang ditokenisasi, yang menawarkan imbal hasil kompetitif dengan dukungan sekuritas pemerintah, siap menarik modal yang signifikan,” ujar Ng.
Kingsley Advani, Pendiri & CEO Allo.xyz, juga sependapat. Ia menerawang adopsi yang lebih luas dari tokenized treasury sebagai bagian dari strategi investasi yang terdiversifikasi di ekosistem DeFi.
“Kami memproyeksikan Q4 yang sangat kuat tahun ini. Stablecoin bernilai sekitar US$200 miliar. Dalam TVL, kami memiliki treasury sekitar miliaran dolar. Kredit swasta sekitar US$10 miliar. Treasury, stablecoin, dan kredit swasta adalah pemain awal di sektor ini, dan kami akan melihat kelanjutan dari itu,” terang Advani kepada RedaksiNusa.
Faktanya, potensi pengaplikasian dari tokenized treasury tidak hanya terbatas pada investasi. Kemampuan untuk mengembangkan produk DeFi, seperti stablecoin yang menghasilkan imbal hasil dan didukung oleh tagihan Treasury yang ditokenisasi, menawarkan peluang besar bagi pasar. Produk-produk ini bisa memberikan manfaat tambahan bagi pengguna, seperti mengimbangi biaya transaksi. Dengan begitu, hal ini akan semakin meningkatkan daya tarik tokenized treasury itu sendiri.
Baca Juga: 5 Token Real World Asset (RWA) untuk Masuk ke Watchlist di September 2024
Meskipun prospeknya menjanjikan, banyak yang percaya jalur pertumbuhan pasar treasury yang ditokenisasi juga akan bergantung pada faktor-faktor ekonomi makro. Salah satunya menyangkut perubahan suku bunga. Namun, laporan terbaru dari firma riset Kaiko menyoroti bahwa dalam skenario di mana Federal Reserve menerapkan pemotongan suku bunga namun suku bunga riil tetap stabil, Treasury, termasuk versi yang ditokenisasi, mungkin tetap menarik berkat likuiditas dan juga keamanannya yang melekat. Hal ini menegaskan relevansi berkelanjutan dari treasury yang ditokenisasi sebagai investasi stabil di masa ekonomi yang tak menentu.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek sektor tokenized treasury ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.