Mobil listrik China curi perhatian konsumen Lebanon


Beirut (Redaksi Nusa) – Lebih dari 200 orang berkumpul di kantor pusat Impex, dealer mobil yang berlokasi di Beirut utara, pada Kamis (18/7) malam waktu setempat untuk menyaksikan peluncuran dua model mobil listrik (electric vehicle/EV) China buatan Zeekr, merek EV asal China.

Kedua model tersebut adalah ZEEKR 001 dan ZEEKR X, mobil berjenis shooting brake dan compact SUV, yang sama-sama dirancang di Pusat Desain Global Zeekr di Gothenburg, Swedia.

Dalam acara itu, perwakilan dari Impex dan Zeekr menyatakan keyakinan tentang pertumbuhan pasar EV di kawasan tersebut.
 

Seorang pria berjalan melintasi poster mobil listrik produksi China, Zeekr, di Beirut, Lebanon, pada 18 Juli 2024. (Xinhua/Bilal Jawich)      

“Kami percaya ada potensi besar untuk EV di kawasan ini,” kata Wang Hao, direktur pelaksana regional Zeekr, kepada Xinhua.

“Banyak negara di kawasan ini mempromosikan tren EV sebagai bagian dari visi jangka panjang mereka, seperti di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi,” imbuh Wang.

Lebanon merupakan pasar penting bagi Zeekr karena lokasinya yang berada di persimpangan antara Asia dan Eropa, keanekaragaman budayanya, serta kesadaran dan apresiasi masyarakatnya terhadap teknologi canggih, tegas sang direktur pelaksana.
 

Orang-orang menyaksikan peluncuran mobil listrik China, Zeekr, di Beirut, Lebanon, pada 18 Juli 2024. (Xinhua/Bilal Jawich)  

Farid Homsi, wakil chairman sekaligus manajer umum Impex, mengatakan bahwa kondisi geografis Lebanon sangat ramah EV karena negara ini kecil dan memiliki banyak pegunungan.

“Ketika pengguna mengendarai EV mereka menuruni gunung, baterainya akan terisi ulang hingga 30 persen, dan ini merupakan keuntungan besar,” ujar Homsi, seraya menambahkan bahwa EV dibebaskan dari bea cukai di Lebanon, dan dapat membantu pengguna menghemat biaya bensin dan perawatan yang tinggi.

Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon Amin Salam mengatakan kepada Xinhua bahwa kolaborasi antara Impex dan Zeekr akan membantu Lebanon mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di bidang EV, yang saat ini merupakan prioritas untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan gas.

“Kami bangga memiliki EV ini di Lebanon dan menantikan untuk melihat para pelanggan menikmati aktivitas berkendara dengan EV ini. Kami berkomitmen untuk menyempurnakan infrastruktur kami guna menyediakan stasiun pengisian daya di seluruh Lebanon agar masyarakat lebih tertarik untuk membelinya,” kata menteri itu seraya mengungkapkan optimisme terhadap potensi kolaborasi antara Lebanon dan China dalam teknologi lainnya.
 

Pewarta:
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © Redaksi Nusa 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *