Berseberangan dengan antisipasi dan prediksi sebelumnya, sejumlah produk ETF Ethereum (ETH) spot ternyata tak jadi meluncur tanggal 2 Juli. Kendati para analis sudah menetapkan tanggal baru yakni 8 Juli, optimisme seputar agenda ini mulai memudar.
Walaupun sejumlah pelaku pasar percaya debut produk ETF ini bakal berdampak positif ke harga ETH, analisis on-chain dan berbagai komentar menunjukkan belum ada kepastian mengenai hal tersebut.
Investasi Ethereum Merosot Tajam
Menurut laporan arus dana digital CoinShares, Ethereum mencatat arus keluar terbesar dalam hampir 2 tahun terakhir.
Laporan yang melacak arus modal masuk ke produk investasi terkait kripto ini mencatat, altcoin ini menjadi aset berkinerja terburuk dalam hal arus bersih.
“Ethereum mencatat arus keluar terbesar sejak Agustus 2022, dengan total US$61 juta. Ini menjadikan total arus keluar dalam dua minggu terakhir mencapai US$119 juta, menjadikannya aset dengan kinerja terburuk secara year-to-date dalam hal arus bersih.”
James Butterfill, Kepala Riset CoinShares
“Berdasarkan temuan kami, penundaan persetujuan dan pengembalian formulir S-1 menyebabkan ketidakpastian di kalangan investor, berujung anjlok tajam dalam arus masuk dana,” sambung James Butterfill.
Harga ETH pun ikut terdampak. Kini, harganya diperdagangkan di angka US$3.291. Atau, sudah turun 4,45% dalam 24 jam terakhir.
Adapun tren turun ini, di antara faktor lainnya, menjadi salah satu alasan sentimen terhadap Ethereum berubah. Padahal pekan lalu, baik holder jangka panjang maupun jangka pendek masih bullish pada ETH.
Trading Leverage Loncat, namun Sebagian Pilih Menepi
Saat ini, persepsi tersebut tidak lagi benar, seperti yang ditunjukkan oleh STH-NUPL. STH-NUPL sendiri adalah singkatan dari Short-Term Holder—Net Unrealized Profit/Loss.
Metrik ini menimbang perilaku investor jangka pendek—khususnya mereka yang telah memegang aset kurang dari 155 hari.
Menurut Glassnode, STH-NUPL Ethereum telah bergeser dari optimisme menjadi rasa takut. Kondisi ini menegaskan pasar secara keseluruhan tidak lagi seantusias beberapa minggu sebelumnya terhadap ETF.
Jika tren ini terus berlanjut, maka permintaan untuk ETH mungkin tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya ketika ETF menerima lampu hijau final.
Namun, K33 Research memiliki pandangan berbeda. Dalam laporan “Ahead of the Curve” yang terbit tanggal 2 Juli, perusahaan broker aset digital ini mengungkap bahwa minat pada ETF Ethereum futures justru melonjak.
Seperti yang terpampang di atas, K33 Research menambahkan, lonjakan spekulasi seputar harga ETH di masa depan adalah bukti bahwa minat institusional jelas ada.
“Hal ini terlihat dari permintaan untuk eksposur ETH dengan leverage. VolatilityShares 2x leveraged ETF ETH hanya butuh 15 hari perdagangan untuk menjadi ETF ETH berbasis futures terbesar yang diukur dengan eksposur setara ETH (terbesar ke-2 yang diukur dalam AUM).”
Laporan K33 Research
Kendati demikian, masih belum pasti apakah minat pada futures akan berdampak langsung ke arus masuk dana untuk ETF Ethereum spot nantinya.
Jika hal ini yang terjadi, maka harga ETH akan terapresiasi dalam waktu singkat. Jika tidak, harga altcoin ini berisiko terperosok ke bawah US$3.200. Terlepas dari kinerja harga yang kurang memuaskan, sejumlah analis di X (sebelumnya Twitter) percaya kondisi pasar saat ini justru “sempurna” untuk peluncuran ETF.
Salah satu contohnya yakni yang datang dari investor kripto Quinten Francois. Menurut Francois, keringnya hype serta minat ritel justru bisa menjadi peluang bagi Ethereum untuk membuktikan kesalahan para pengkritiknya.
Analisis Harga ETH Ungkap Peluang Turun ke Bawah US$3.200
Berdasarkan aksi harga jangka pendek, ETH mungkin akan kesulitan mencapai US$3.500. RedaksiNusa mengamati hal ini setelah menganalisis In/Out of Money Around Price (IOMAP).
IOMAP sendiri berugas menangkap titik-titik penting untuk aksi beli dan jual yang sekaligus bertindak sebagai support ataupun resistance. Jika ada kelompok besar alamat yang “in the money” (menikmati profit), kisaran harga tersebut kemungkinan akan memberikan support.
Sementara, kelompok besar alamat yang “out of the money” (menderita rugi) akan memberikan resistance. Saat ini, IOMAP ETH mengatakan 3,06 juta alamat terekam memborong 1,71 juta ETH di kisaran US$3.290 – US$3.386. Alhasil, kelompok investor ini kini sedang menderita kerugian.
Di sisi lain, 2,06 juta alamat tercatat belanja sebanyak 863.020 ETH di kisaran US$3.190 – US$3.285 dan sedang menikmati profit. Kemudian, lantaran ada konsentrasi alamat yang tinggi dan juga potensi aksi jual, zona US$3.386 dapat bertindak sebagai resistance bagi ETH.
Karena itu, harga ETH berpotensi turun ke bawah US$3.200 dalam jangka pendek. Untuk membantah proyeksi ini, arus masuk ETF pada minggu pertama peluncuran produk wajib mencapai angka miliaran dolar.
Jika ini terwujud, maka altcoin ini dapat melejit menuju level harga US$3.500. Adapun faktor lain yang dapat membantu breakout harga ETH yakni jika permintaan di pasar spot menanjak.
Bagaimana pendapat Anda tentang tertundanya debut ETF Ethereum spot serta efeknya ke investor dan harga ETH? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.