Harga Bitcoin terus berjuang menaklukkan level krusial US$70.000, namun beberapa percobaan terakhir belum berhasil mencapai penutupan yang kuat. Kegagalan ini pun memberikan hantaman pada para trader di posisi long, yang mendapati posisi mereka tersapu likuidasi dalam jumlah fantastis.
Kendati demikian, sentimen pasar secara keseluruhan tetap sangat optimistis. Para trader masih memegang pandangan bullish akan potensi kenaikan Bitcoin ke depannya.
Bull Bitcoin Tersungkur
Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin mengalami likuidasi posisi long yang mencapai total US$50 juta, terpicu drop harga sebesar 2%. Angka ini menjadi kerugian terbesar bagi trader long dalam dua pekan terakhir. Hal ini turut menyoroti tantangan dalam mempertahankan level support di kisaran US$70.000. Koreksi terbaru ini juga memengaruhi sentimen investor, dan sebagian trader mulai mempertimbangkan potensi berlanjutnya tren turun.
Gelombang likuidasi long ini mencerminkan volatilitas tinggi yang melekat dalam pergerakan harga Bitcoin, di mana penurunan kecil saja dapat memicu reaksi pasar yang besar. Meski begitu, keteguhan dari trader long tetap mengesankan.
Banyak di antara mereka yang tetap bertahan, menunjukkan keyakinan pada kemampuan Bitcoin untuk bangkit dari tantangan ini dan melanjutkan tren naiknya. Ketangguhan ini mengisyaratkan bahwa kepercayaan pasar pada Bitcoin secara umum masih kokoh, bahkan di tengah koreksi jangka pendek.
Di samping itu, momentum makro Bitcoin terlihat kuat, di mana Open Interest (OI) mencapai rekor tertinggi US$32,9 miliar. Puncak ini menandakan tingkat keterlibatan yang tinggi di kalangan trader, seiring arus modal yang terus mengalir ke Bitcoin meski terjadi likuidasi belakangan ini.
Open Interest yang tinggi ini menunjukkan bahwa volatilitas Bitcoin belakangan ini belum menyurutkan kepercayaan trader. Sebaliknya, hal ini menegaskan bahwa baik investor institusional maupun ritel mendukung Bitcoin dengan modal yang signifikan, mencerminkan keyakinan akan potensi jangka panjang aset ini.
Harga BTC Incar Breakout
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$67.007, hanya terpaut 10% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH)-nya, yaitu US$73.800. Pada titik ini, BTC mendekati potensi breakout dari pola descending wedge, sebuah formasi teknikal yang seringkali menjadi pendahulu aksi harga signifikan. Jika Bitcoin berhasil menyelinap keluar dari pola ini, maka reli perkasa menuju level US$73.000 bisa saja terjadi.
Pola wedge ini menghadirkan potensi reli hingga 27%, yang menempatkan target harga Bitcoin di kisaran ambisius US$88.185. Walaupun sasaran ini memungkinkan, target yang lebih dekat bagi BTC yakni menembus rekor ATH sebelumnya di US$73.800 guna mengukuhkan arah kenaikannya.
Akan tetapi, saat ini Bitcoin masih berupaya keras mencapai breakout yang jelas. Fakta ini menjadikan level US$67.000 sebagai support krusial. Jika gagal mempertahankan level ini, BTC berpotensi terperosok ke US$65.000. Hal ini kemudian berisiko menunda breakout yang investor antisipasi dan memberikan tantangan pada prospek bullish-nya.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin ke depannya mengacu analisis di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli RedaksiNusa yang berbahasa Inggris.