Salah satu entitas penerbit stablecoin, Paxos, dilaporkan tengah melakukan perampingan struktur pegawainya. Menurut laporan Bloomberg, perusahaan pemilik aset kripto USDP itu berupaya mengurangi 20% dari tenaga kerjanya, atau sekitar 65 karyawan.
Meskipun begitu, tidak diketahui secara pasti divisi mana saja yang terdampak. Chief Executive Officer (CEO) Paxos, Charles Cascarilla, melalui surat elektronik kepada karyawan, mengatakan bahwa perusahaan tetap berada dalam kondisi keuangan yang sangat kuat dan berada di posisi yang matang untuk sukses.
“Ini adalah hari yang berat, saya bertanggung jawab atas keputusan ini dan menyesal harus mengambilnya. Namun, pengurangan karyawan akan memungkinkan perusahaan untuk mengejar peluang besar di masa depan dalam hal tokenisasi dan juga pengembangan stablecoin,” jelas Cascarilla.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, Paxos juga berencana untuk menghentikan layanan penyelesaian komoditas dan sekuritas. Dengan demikian, perusahaan akan menaruh fokus hanya pada tokenisasi aset dan pemanfaatan stablecoin.
Langkah itu kemungkinan terkait dengan berakhirnya kerja sama dengan Binance pada awal tahun lalu. Saat itu, Paxos Trust diminta oleh regulator Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mencetak (mint) stablecoin Binance USD (BUSD) baru.
Padahal, pada masa itu, BUSD menjadi stablecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga, mencapai sekitar US$16 miliar.
Paxos Gencar Ekspansi
Beberapa bulan setelahnya, Paxos terlihat agresif mengembangkan sayap bisnisnya di kancah internasional. Pada November tahun lalu, perusahaan berhasil mendapatkan lisensi di dua negara sekaligus untuk meluncurkan aset kripto.
Abu Dhabi dan Singapura memberikan izin kepada perusahaan untuk menerbitkan stablecoin yang didukung oleh mata uang fiat. Tidak hanya itu, Paxos juga berupaya memperluas adopsinya dengan menjalin kemitraan bersama PayPal untuk merilis stablecoin PYUSD.
Namun, tidak semua ekspansi Paxos berjalan lancar. Pada Juni tahun lalu, perusahaan infrastruktur blockchain itu terpaksa harus hengkang dari pasar Kanada dan menutup seluruh operasional bisnisnya di sana lantaran adanya kebijakan baru dari otoritas setempat.
Administrator Sekuritas Kanada (CSA) mengharuskan setiap platform kripto yang beroperasi di wilayahnya untuk terdaftar dan memenuhi syarat yang ditentukan oleh regulator setempat.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.