Hari Jumat (5/7) ini, sekitar US$1,54 miliar opsi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) akan kedaluwarsa, sehingga melahirkan antisipasi yang signifikan di pasar kripto.
Opsi kripto yang kedaluwarsa seringkali menyebabkan volatilitas harga yang signifikan. Karena itu, agenda semacam ini mendorong para trader dan investor untuk memantau perkembangan hari ini dengan cermat.
Analis Prediksi Stabilisasi Pasca Kedaluwarsa Opsi di Pasar Kripto
Opsi Bitcoin yang kedaluwarsa kali ini memiliki nilai nosional sebesar US$1,04 miliar atau setara dengan Rp16,9 triliun. Total ada sebanyak 18.339 kontrak BTC yang akan kedaluwarsa. Kontrak ini memiliki rasio put-to-call sebesar 0,71 dan titik sakit maksimum US$62.000.
Titik sakit maksimum atau maximum pain point dalam perdagangan opsi mewakili tingkat harga yang menyebabkan kerugian finansial maksimum bagi si holder opsi. Selain itu, rasio put-to-call menunjukkan prevalensi alias dominasi opsi beli (call) atas opsi jual (put).
Di sisi lain, Ethereum memiliki 162.782 kontrak kedaluwarsa dengan nilai nosional US$501,12 juta. Kontrak-kontrak ini menunjukkan rasio put-to-call 0,37 dan max pain point US$3.350. Analis di Greeks.Live mencatat, aksi jual pasar baru-baru ini telah menyebabkan kerugian besar bagi pasar kripto. Harga BTC tergelincir ke angka US$57.000 sementara ETH ke angka US$3.100.
Selanjutnya, data yang tersaji menguak temuan bahwa implied volatility (IV) jangka pendek BTC naik 10%. Sementara, Deribit Implied Volatility Index (DVOL) naik 3%, dan parameter terkait ETH naik sedikit lebih rendah dari BTC. Adapun skew value atau nilai kemiringan menunjukkan sentimen pasar yang bearish.
“Volume put BTC Block jelas melonjak, distribusi transaksi lebih kompleks, 12 Juli 58.000 put adalah yang terbesar. Melihat Data Opsi, whale tidak terlalu khawatir soal potensi risiko penurunan saat ini dan terutama sedang dalam proses menyesuaikan posisi mereka untuk pengiriman kuartalan minggu lalu, khususnya untuk ETH, di mana whale menunjukkan ekspektasi volatilitas rendah,” ujar analis Greeks.Live.
Harga Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan signifikan dalam sepekan ini. Pada tanggal 4 Juli, BTC tercatat anjlok dari level US$60.000 hingga mencapai level terendah US$56.964. Pada saat publikasi, Bitcoin diperdagangkan seharga US$57.037. Ethereum juga mengalami penurunan serupa, dari US$3.304 menjadi US$3.060 dalam periode yang sama. ETH kini bertengger di US$3.083, atau amblas 3,4% dalam 24 jam terakhir.
Para pakar industri mengaitkan tren turun harga BTC dan ETH ini dengan lonjakan aksi jual dari kalangan crypto whale jangka panjang, termasuk dari pihak pemerintah. RedaksiNusa melaporkan, data on-chain mengungkap bahwa crypto wallet milik pemerintah Jerman telah memindahkan 3.000 BTC, yang nilainya sekitar US$174,3 juta, ke beberapa alamat tujuan. Di antaranya meliputi crypto exchange ternama seperti Bitstamp, Kraken, dan Coinbase.
Meskipun kedaluwarsa opsi dapat menyebabkan turbulensi pasar sementara, stabilisasi biasanya datang menyusul. Wawasan terbaru analis menyoroti pola historis yang dapat dipertimbangkan oleh para trader saat menyusun strategi posisi mereka. Bagaimanapun, trader harus tetap waspada. Dianjurkan pula untuk menganalisis indikator teknikal dan sentimen pasar guna menavigasi volatilitas yang diantisipasi secara efektif.
Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.