Rp33,53 Triliun Opsi Bitcoin & Ethereum Kedaluwarsa 17 Mei


Hari Jumat ini (17/5), opsi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) sebesar US$2,1 miliar (setara Rp33,53 triliun) akan terlikuidasi. Kedaluwarsanya kontrak opsi kripto kali ini menarik, mengingat ini terjadi pasca rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) inti AS.

Lantas, bagaimana ini akan berdampak pada harga aset digital serta volatilitas pasar kripto yang lebih luas?

Efek Data Inflasi AS ke Pasar Opsi Kripto

Sekitar US$1,18 juta dalam 18.183 kontrak opsi Bitcoin akan kedaluwarsa. Jumlah ini sangat mirip dengan 18.359 kontrak yang diselesaikan pekan lalu.

Data Deribit menunjukkan bahwa rasio put-to-call Bitcoin adalah 0,62. Angka ini menunjukkan prevalensi opsi beli (call) atas opsi jual (put).

Selain itu, data menunjukkan bahwa titik sakit maksimum Bitcoin adalah di harga US$63.000. Titik sakit maksimum sendiri adalah harga di mana aset akan menyebabkan kerugian finansial bagi sebagian besar holder-nya.

Opsi Bitcoin yang Kedaluwarsa | Sumber: Deribit

Selain opsi Bitcoin, 321.925 kontrak Ethereum juga bakal kedaluwarsa Jumat ini. Kontrak yang akan kedaluwarsa ini memiliki nilai nosional lebih dari US$940 juta, dengan rasio put-to-call 0,27 dan titik sakit US$3.000.

Opsi Ethereum yang kedaluwarsa.
Opsi Ethereum yang Kedaluwarsa | Sumber: Deribit

Di sisi lain, Greeks.live, penyedia alat untuk trader opsi kripto, berbagi perspektifnya soal kontrak opsi yang kedaluwarsa hari ini. Mereka menilai dampak dari rilis data inflasi AS pada pasar opsi kripto.

“Pasar opsi bereaksi secara signifikan. Semua IV [implied volatility] jangka utama naik dengan cepat ke puncak baru untuk bulan ini. Sementara pasar yang sideways baru-baru ini mengakibatkan IV opsi jangka utama turun ke level terendah baru tahun ini, sehingga opsi menjadi sangat hemat biaya bagi pembeli. Dengan setiap peristiwa katalis harga baru-baru ini, opsi jadi instrumen yang menarik untuk dibeli.”

Greeks.live

RedaksiNusa sebelumnya melaporkan bahwa angka CPI April menunjukkan inflasi AS telah melandai. Walhasil, berita ini berdampak positif pada pasar kripto.

Tak lama setelah rilis data, harga Bitcoin rebound tajam dari US$62.000 ke US$66.000. Tak mau ketinggalan, deretan altcoin utama seperti Ethereum dan Solana (SOL) juga mengalami kenaikan substansial.

Sebagai kesimpulan, kendati kedaluwarsa opsi bisa menyebabkan fluktuasi harga yang tajam, umumnya efeknya hanya bersifat sementara. Pasar biasanya stabil di hari berikutnya guna mengimbangi fluktuasi yang terjadi. Meskipun demikian, trader harus tetap menganalisis indikator teknikal dan sentimen pasar dengan cermat sebelum memutuskan berinvestasi dalam lanskap yang fluktuatif ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter RedaksiNusa Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *