Sektor NEV berpotensi inovasi hijau


Beijing (Redaksi Nusa) – Produsen baterai terkemuka China CATL baru-baru ini meluncurkan sasis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baru yang mampu bertahan dari benturan depan berkecepatan tinggi pada kecepatan 120 km/jam tanpa terbakar, meledak, atau menyebabkan penyebaran kerusakan. Inovasi ini menyuntikkan momentum baru ke dalam pengembangan inovatif untuk kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV).

Sasis terintegrasi baru tersebut diberi nama “Bedrock Chassis”, memiliki desain yang berpusat di sekitar baterai, mengintegrasikan sel baterai ke dalam strukturnya secara langsung.

Inovasi ini meningkatkan keselamatan kendaraan dengan menyerap 85 persen dari total energi tabrakan dalam suatu kecelakaan, dibandingkan dengan sekitar 60 persen yang diserap oleh sasis standar, menurut perusahaan tersebut.

Inovasi menjadi titik fokus sektor NEV China selama setahun terakhir, yang ditandai oleh pencapaian luar biasa negara tersebut dalam memproduksi lebih dari 11 juta NEV selama periode Januari-November tahun ini.

Di antara produsen mobil China yang sedang berkembang pesat, BYD pada bulan lalu mencetak tonggak sejarah ketika NEV ke-10 juta perusahaan itu diluncurkan dari lini produksinya.

Berkomitmen pada teknologi sebagai pendorong utama kesuksesannya, BYD berencana menginvestasikan 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.214) untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan teknologi otomotif, yang bertujuan untuk mencapai peningkatan komprehensif dalam kecerdasan kendaraan, menurut ketua perusahaan tersebut Wang Chuanfu.

Pertumbuhan pesat industri NEV China tidak hanya didorong oleh inovasi yang kuat di negara itu, tetapi juga oleh komitmen pemerintah terhadap pembangunan hijau dan transformasi berkelanjutan. Berbagai upaya ini secara signifikan menstimulasi permintaan pasar terhadap NEV, yang selanjutnya mendorong ekspansi industri tersebut.

Menurut data resmi, pangsa pasar NEV China pada 2015 hanya sedikit di atas 1 persen pada 2015. Namun, sejak saat itu, pangsa pasar NEV di negara tersebut meningkat secara signifikan. Pada Juli tahun ini, NEV untuk pertama kalinya melampaui kendaraan berbahan bakar fosil dalam pangsa pasar, dengan penjualan retail NEV mencapai 878.000 unit, yang mencakup 51,1 persen dari pasar kendaraan domestik.

“Pengembangan aktif NEV di China terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari konsumen domestik. Dalam hal struktur penjualan, fokusnya adalah pada penjualan domestik, dengan ekspor hanya mencakup proporsi yang relatif kecil,” kata Bai Ming, seorang peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi China (Chinese Academy of International Trade and Economic Cooperation) di bawah naungan Kementerian Perdagangan (Ministry of Commerce) China.

Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (Ministry of Industry and Information Technology/MIIT) China, bekerja sama dengan empat badan pemerintah lainnya, meluncurkan kampanye nasional untuk mendorong penggunaan NEV di area pedesaan. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menjembatani kesenjangan konsumsi NEV yang ada di daerah-daerah ini dan meningkatkan akses penduduk ke transportasi yang ramah lingkungan dan aman.

Industri NEV China telah menetapkan arah bagi sektor otomotif global. Industri NEV China memberikan peluang berharga bagi perusahaan asing, serta menyediakan platform yang dinamis untuk inovasi dalam industri otomotif.

Megafactory produsen mobil Amerika Serikat (AS), Tesla, di Shanghai telah memulai uji coba produksi tujuh bulan setelah pembangunannya dimulai, menurut Tesla China. Pabrik tersebut dikhususkan untuk memproduksi baterai penyimpanan energi Tesla, Megapack, yang produksi massalnya diperkirakan akan dimulai pada kuartal pertama 2025.

Baru-baru ini, Hon Hai Technology Group (Foxconn) juga mengumumkan akan menginvestasikan 600 juta yuan di Foxconn New Energy Battery (Zhengzhou) Co., Ltd. Awal tahun ini, Foxconn mengumumkan investasi senilai 1 miliar yuan untuk membangun kantor pusat bisnis baru di Zhengzhou, Provinsi Henan, China tengah, dengan fokus signifikan pada manufaktur mobil.

Di Dongfeng Nissan, sebuah perusahaan patungan yang terletak di kota metropolitan Guangzhou, China selatan, mobil Dongfeng Nissan N7 yang baru sedang menjalani pengujian yang ketat. Dijadwalkan untuk diluncurkan pada paruh pertama 2025, mobil ini akan menjadi kendaraan listrik murni pertama yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.

“China senantiasa mempertahankan sikap terbuka dan kooperatif, mendukung kerja sama industri yang lebih erat antara perusahaan otomotif domestik dan asing, serta berbagi peluang untuk pengembangan di industri NEV,” demikian dikatakan Bai.

Pewarta:
Editor: Santoso
Copyright © Redaksi Nusa 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *